Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin
Rabu, 21 Oktober 2020 | 10:33 WIB
Sugi Nur Raharja alias Gus Nur. (BeritaJatim.com)

SuaraJogja.id - Pendakwah Sugik Nur Raharja alias Gus Nur bikin darah warga Nahdlatul Ulama (NU) mendidih. Buntutnya, dia dipolisikan oleh Aliansi Santri Jember, Jawa Timur, karena dituding menghina NU.

Melalui tayangan dialog di stasiun televisi Kompas TV, Selasa (20/10/2020), Gus Nur berdebat panas dengan pelapornya, Ayub Junaedid, seorang anak muda NU dari Jember.

Gus Nur menanggapi biasa soal pelaporan ini karena sudah pernah dipolisikan. Dia berpendapatan ujarannya soal NU melalui kanal Youtube milik Refly Harun sebagai kritik.

"Ya ini boleh dikatakan sebagai kritik, marah, kecewa ya campur aduk lah," kata Gus Nur ketika ditanyakan ihwal ujarannya oleh penyiar Kompas TV.

Baca Juga: Gus Nur Dilaporkan ke Polisi, GP Ansor: Biar Penjara Disesaki Pembenci

Sementara, Ayub tidak melarang Gus Nur untuk mengkritik tapi bukan menghujat dan memprovokasi. Apalagi, kata Ayub, Gus Nur menuduh ada PKI di NU tanpa adanya bukti.

Dalam debat tersebut, Gus Nur mempertahankan diri dan meminta pelapornya untuk objektif. Bahwa yang mengkritik NU ada banyak, bukan cuma dia saja kok.

Gus Nur menyebutkan ada ulama maupun penulis yang berlatar NU juga terang-terangan mengkritik NU. Tapi Gus Nur kok merasa hanya dia saja yang dipolisikan.

“Bahwa sekarang NU itu dipimpin orang sekuler dan liberal. Saya mohon maaf kalau saya salah ya. Mengatakan Banser dan NU akrab dengan penguasa,” katanya dalam debat mengutip Hops.id--jaringan Suara.com.

Gus Nur berdalih, dia mengibaratkan NU seperti itu karena kecewa dengan struktur NU saat ini yang dekat dan lebih akrab dengan rezim penguasa saat ini.

Baca Juga: Dilaporkan ke Polisi, Strategi Gus Nur: Minta Pendampingan FPI

Merespons pernyataan Gus Nur, Ayub merasa heran. Menurut dia, komentarnya tidak 'nyambung'. Kalau muak dan kecewa dengan rezim pemerintahan saat ini kok yang jadi sasaran malah NU.

“Kalau mau marah ke rezim ini ya silakan, jangan sampai mengarah pada NU atau yang lain. Silakan panjenengan (Anda) kritik, mau menunjukkan ketidaksukaan. Panjenengan pendakwah kok berikan provokasi,” katanya.

Ayub mengingatkan Gus Nur jangan asal kritik. Hendaknya kritik dilengkapi dengan data yang kuat. “Kalau mau kritik dengan data, apalagi di Youtube Refly Harun. NU berisi orang PKI datanya mana, jangan asal bunyi,” tutur Ayub.

Sebelumnya, belasan anggota Aliansi Santri Jember dengan dikawal anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mendatangi Polres Jember, Senin (19/10/2020).

Mereka melaporkan Gus Nur karena dinilai melakukan pencemaran nama baik terhadap NU.

Dalam kanal YouTube Refly Harun, Gus Nur mengibaratkan NU sebagai bus yang sopirnya mabuk, kondekturnya teler, kernetnya ugal-ugalan, dan isinya PKI, liberal, serta sekuler.

Pernyataan Gus Nur tentu menyakiti hati warga NU. Gus Nur dinilai telah menyampaikan fitnah dan melecehkan marwah kelembagaan NU.

"Kami sebagai warga NU merasa sakit hati atas ucapan Sugik Nur yang sudah mencemerkan nama baik NU. Berbekal potongan video yang diunggah di YouTube tersebut, kami melaporkan akhirnya melaporkan ke Polres Jember," kata Ketua Dewan Instruktur GP Ansor Jember Ayub Junaedi saat dikonfirmasi Suara.com, Senin (19/10/2020).

Laporan yang disampaikan Aliansi Santri Jember, lanjut Ayub, telah diterima. Bukti laporan (LP) juga sudah dibuatkan oleh pihak kepolisian.

"Kami berharap polisi bertindak tegas, dan juga masyarakat tetap tenang dan kondusif, terutama warga NU. Kami juga melakukan pelaporan ini, karena banyak warga NU yang bertanya [apa alasan ungkapan yang disampaikan Nur Sugik itu]," tutur Ayub.

Load More