SuaraJogja.id - Akun TikTok @zahidsamosir membagikan pengalamannya ketika berkunjung ke tanah suci. Hendak mempraktikkan bahasa Arab yang dipelajari selama di pesantren, pemuda ini justru ditertawakan oleh pengunjung toko yang merupakan warga dari berbagai negara.
Diunggah ulang oleh akun Instagram @tante_rempong_, video ini menunjukkan seorang remaja pria dengan pipi tembam yang menceritakan pengalamannya mempraktikkan bahasa Arab dari pesantren. Peristiwa tersebut terjadi saat ia berkunjung ke tanah suci di bulan Ramadan.
Sambil berbicara ke arah kamera, Zahid menjelaskan bahwa bahasa Arab yang dipelajari dari buku maupun di pondok pesantren dan forum pendidikan formal lainnya berbeda dengan bahasa Arab yang biasa digunakan oleh penduduk Timur Tengah.
Bahasa Arab yang biasa dipelajari disebut dengan Fushah atau bahasa baku. Sementara bahasa Arab yang biasa digunakan disebut dengan 'Amiyah, yakni bahasa gaul yang biasa dipakai sehari-hari oleh masyarakat Timur Tengah, sama seperti adanya bahasa Indonesia baku dan bahasa percakapan.
Baca Juga: Mau Atraksi di Tengah Jalan, 2 Pemuda Ini Berujung Ditabrak Emak-Emak
Saat menjalankan ibadah umrah di bulan Ramadan, Zahid mengaku ingin membeli santapan untuk buka puasa atau takjil. Ia lantas mengantre di sebuah toko untuk membeli air dan juga makanan berupa ayam beserta nasi. Zahid juga mengaku ingin mempraktikkan bahasa Arab-nya.
Sampai di depan pedagang, ia mengucapkan bahasa Arab yang biasa ia pelajari. Setelah mengucapkan salam, Zahid mengatakan kepada pedagang "Assalamualaikum akhi, saya mau beli air boleh?" Usai mengucapkan kalimat itu, Zahid mendapatkan reaksi tak terduga dari pengunjung restoran.
Mulai dari orang Mesir, Irak, dan semua pengunjung menatap ke arahnya. Mereka semua terdiam mendengar bahasa yang digunakan remaja asal Indonesia ini. Sementara pedagangnya sendiri mengaku tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Zahid.
Akhirnya datang orang Irak yang menepuk pundaknya. Pria tersebut mengatakan agar Zahid mengucapkan 'moyah', yakni bahasa gaul untuk 'air'. Baik pengunjung restoran maupun pemiliknya sendiri tidak ada yang memahami penggunaan kata air yang disebutkan oleh Zahid sebelumnya.
Selanjutnya, Zahid juga bercerita, jika warga Timur Tengah diajak berbicara dengan bahasa Fushah, mereka justru akan menjawab seperti mengamini doa dan kalimat-kalimat dalam kitab Al-Qur'an. Mereka akan mengira orang yang berbicara bahasa baku sedang mengaji atau membicakan hadist dari Nabi.
Baca Juga: Makin Populer, Bahasa Mandarin Jadi Mata Pelajaran Pilihan di Indonesia
"'Malunya standar internasional' humorku anjlok," tulis akun @tante_rempong_ dalam keterangannya.
Sejak diunggah pada Selasa (20/10/2020), video itu sudah ditayangkan lebih dari 144 ribu kali. Ada seratus lebih komentar yang diberikan warganet. Tidak sedikit yang berbagi pengalaman mereka berbicara menggunakan bahasa dari Timur Tengah tersebut.
Dengar curhatan pria ini DI SINI.
"Mereka bukan gak ngerti, tapi aneh kalau dengar orang pakai bahasa buku gitu," tulis akun @honey_bee2302.
"Karena kamu ngomong sama pedagang yang notabenenya bukan penduduk asli Arab. Makanya mereka tidak tahu. Andaikan kau ngomong sama penduduk Arab asli pasti akan jawab kamu pakai bahasa Fusha seperti kamu. Bahasa Fusha kan dipakai di sekolah kalau lagi pelajaran Agama," komentar akun @noni_katary83_.
"Tapi di Madinah terutama kalau ngobrol Sama syeikh masih pake bahasa fusa," tanggapan akun @enjangyusufsupiardi.
Sementara akun @dhidhi_adhi mengatakan, "Aku pilih bahasa Inggris sih yang jelas bahasa Internasional. Daripada diketawain."
Berita Terkait
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Habis Nyoblos? Intip Daftar Diskon dan Promo Spesial di Berbagai Restoran Hari Ini!
-
Penikmat Manis Merapat! Ini 4 Cafe Dessert di Jogja yang Enak dan Aesthetic
-
Bahasa Gaul di Era Digital: Perubahan atau Kerusakan?
-
75 Idiom Bahasa Inggris Kekinian, Bikin Obrolan Jadi Lebih Menarik
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali