SuaraJogja.id - Pemda DIY membeli dua bangunan milik Hotel Mutiara di Kawasan Malioboro, Yogyakarta. Dua bangunan tua yang berumur lebih dari 40 tahun tersebut dibeli Pemda sekitar Rp170 Miliar dari pemiliknya Umar Santosa pada September 2020 lalu.
Pembelian dilakukan menggunakan dana keistimewaan (danais) 2020 karena hotel tersebut berada di kawasan sumbu filosofis DIY.
Bangunan pertama di Jalan Malioboro yang sudah berumur 48 tahun tersebut akan dijadikan sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di DIY. Hotel lantai 4 yang dibangun pada 1972 ini memiliki luas lahan sekitar 800 meter persegi dan luas bangunan sekitar 3.576 meter persegi dengan jumlah kamar sebanyak 43 ruangan.
Sedangkan bangunan kedua di sisi selatannya rencananya akan dikelola Dinas Pariwisata DIY. Hotel tujuh lantai yang dibangun sekitar 1981 ini memiliki luas lahan 1.840 meter persegi dan luas bangunan sekitar 5.050 meter persegi dengan jumlah kamar sekitar 176 ruangan.
Baca Juga: Jadi Lingkup Rentan, Sekda DIY Minta Keluarga Disiplin Terapkan Prokes
"Kita ingin meningkatkan kelas UMKM untuk bisa punya ruangan di Malioboro untuk jualan," ujar Gubernur DIY, Sri Sultan HB X usai mengunjungi bangunan Hotel Mutiara, Rabu (21/10/2020).
Menurut Sultan, renovasi akan dilakukan secara bertahap dan dimulai 2021 mendatang. Bila selesai nanti UMKM bisa menyewa ruangan hotel yang direnovasi sebagai tempat pamer produk.
"Jualannya macam-macam, belum tentu satu jenis kerajinan, kira-kira begitu. Kita beri ruang UMKM untuk tumbuh berkembang," ungkapnya.
Sementara Sekda DIY, Baskara Aji menjelaskan, bangunan tersebut sengaja dibeli Pemda DIY. Dipastikan kedua bangunan tersebut tidak dalam proses sengketa pemiliknya maupun merupakan cagar budaya.
Uji konstruksi dilakukan untuk memastikan keamanan bangunan hotel pada tahun ini. Baru pada 2021 mendatang bangunan direnovasi sesuai kebutuhan UMKM dengan menggunakan dana Detail Engineering Design (DED).
Baca Juga: Sosialisasikan Protokol Kopdar saat Pandemi, Begini Uniknya Ultah ISC DIY
"Nanti akan dilakukan kajian dan uji publik, tahun depan akan dimulai prosesnya melalui dinas kebudayaan," ungkapnya.
Ditambahkan Paniradya Pati Kaistimewan, Aris Eko Nugroho, berita acara rencana pembelian hotel tersebut sudah dilakukan sejak Februari 2020. Rencana itu sebagai permintaan tambahan ke pemerintah pusat dalam program danais sebelum pandemi COVID-19 terjadi di DIY.
Aris memastikan kedua bangunan bukan merupakan cagar budaya sehingga bisa direnovasi. Sebab sesuai aturan, bangunan cagar budaya memiliki umur di atas 50 tahun.
"Tahun ini setelah pembelian ada uji konstruksi dan kajian pengelolaan," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
-
Gaji Dosen di Indonesia vs Malaysia vs Singapura, Negeri Ini Paling Miris!
-
Bimo Wijayanto Dipilih Prabowo Jadi Bos Pajak Baru, Sri Mulyani: Yang Tabah Pak Suryo!
-
Sah! Sri Mulyani Lantik Bimo Wijayanto dan Djaka Budi Utama jadi Bos Pajak dan Bea Cukai
Terkini
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia
-
Klik Link Aktif di Sini, Saldo DANA Langsung Tambah, Buktikan Sendiri
-
Ringankan Beban Ekonomi Masyarakat, Pemkab Sleman Gelar Pasar Murah
-
Drama Lempuyangan Memanas, PT KAI Minta Warga Kosongkan Rumah dalam Waktu Tujuh Hari