SuaraJogja.id - Pernyataan imbauan Rektor UGM Panut Mulyono agar mahasiswa tak menggelar demo mendapat protes dari mahasiswanya.
Protes itu diwujudkan dengan aksi kemah di kampus UGM yang dilakukan oleh sebanyak 40 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UGM.
Belakangan, Rektorat kemudian menggelar dialog bersama menanggapi protes tersebut.
Dalam dialog yang disiarkan langsung oleh akun Instagram Aliansi Mahasiswa UGM, di depan para mahasiswa termasuk Ketua BEM KM UGM, M Sulthan Farras, Rektor UGM, Panut Mulyono menegaskan bahwa yang disampaikannya itu merupakan imbauan bukan larangan.
Baca Juga: Tambah 44 Pasien, DIY Tembus 3.506 Kasus Positif COVID-19
Ia pun menganggap bahwa tuntutan mahasiswa untuk mencabut pernyataannya itu dirasa tak diperlukan.
"Bahwa pada tanggal 10 atau 11 saya rapat dengan Sri sultan, keluar dari ruang ada wartawan, diskusi ada rumah sakit sardjito dan terakhir ditanya soal demo," ceritanya, Jumat (23/10/2020) lalu.
"Sikap saya sampaikan saat ini pandemi belum berakhir masih jaga jarak ditambah pengalaman yang kemarin tidak ada yang menjamin demo aman. Lalu saya mengimbau adik-adik sebagai kaum intelektual, harus menyalurkan aspirasi melalui langkah akademik," lanjutnya.
"Nanti hasilnya dikemas dan bisa disampaikan ke DPR dan Presiden. Sama sekali tidak ada kata-kata melarang, tapi menghimbau iya untuk menyampaikan aspirasi lewat forum ilmiah di kampus. Kalau disebut melarang, kan tidak ada edaran hingga SK rektor yang melarang demo?" katanya.
"Sifatnya yang saya sampaikan imbauan karena ada pandemi dan pengalaman kemarin yang rusuh. Dan imbauan tidak perlu dicabut karena kalau tidak dilaksanakan tidak apa-apa mau dilaksanakan ya alhamdulillah. Saya tegaskan lagi itu imbauan bukan perintah. kalau tidak diikuti ya tidak apa-apa. Kalau mau demo ya tidak masalah. sama sekali tidak ada larangan," jelasnya.
Lebih jauh, Panut juga menjelaskan mengenai pernyataannya yang disebut mendukung UU Cipta Kerja.
Baca Juga: Diperbolehkan Gugus Tugas Gelar Liga 1, DIY Tak Mau Tergesa-gesa Izinkan
Ia menyampaikan di forum dialog yang sama bahwa apa yang disampaikannya bukan bentuk dukungan melainkan apresiasi dari tujuan baik yang ingin dicapai dari lahirnya UU Cipta Kerja tersebut.
"Saya sama sekali tidak ada kata-kata dukungan, adanya apresiasi. Itu melihat soal persoalan lapangan kerja yang selama ini kurang baik. dari tujuan baik UU Cipta Kerja itu yang kami apresiasi," terangnya.
"Masalah proses yang banyak tidak setuju, saya juga merespon itu. mari kita salurkan aspirasi kita dengan UU Cipta Kerja sesuai cara yang semestinya. UGM mendukung niat adanya UU tersebut bukan pada prosesnya. UGM sangat menghargai perdebatan terkait konten dan proses dari UU tersebut. Prinsipnya kami mengapresiasi niat baik pemerintah," tambahnya.
Sebelumnya, seperti diberitakan suarajogja.id, sekitar 40 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UGM nekat berkemah di kampus sejak Selasa (20/10/2020) malam. Aksi ini sebagai bentuk sindiran pada kampus yang menghimbau mereka untuk tidak ikut-ikutan menggelar demo di jalan.
Sejumlah tenda didirikan mahasiswa di sekitar gerbang masuk kampus. Kemah ceria ini bisa diikuti mahasiswa dengan membawa peralatan kemah sendiri.
"Semua mahasiswa yang ingin ikut berpartisipasi silahkan datang dengan membawa sleeping bag atau tenda sendiri," ungkap salah satu koordinator acara Alamsyah Pangestu saat dikonfirmasi, Rabu (21/10/2020) malam.
Alam menyebutkan, aksi tersebut juga menjadi cara mereka menyampaikan aspirasinya terhadap isu-isu yang berkembang saat ini. Tak sekedar kemah, mereka juga menggelar diskusi interaktif dengan tema UU Cipta Kerja Omnibuslaw.
Aksi tersebut dilakukan secara spontan, termasuk dalam menyampaikan ide dan kritisinya. Untuk meramaikan sosmed, mereka mengunggahnya dengan menggunakan tagar #melawandengansantuy.
"Kami sudah dapat ijin untuk menggelar kemah dan acara ini," jelasnya.
Sementara Menteri Aksi Propaganda BEM UGM Aji Wibowo mengungkapkan, kemah tersebut akan mereka lakukan selama 2-3 hari kedepan. Banyak mahasiswa yang tertarik mengikuti aksi tersebut.
"Bahkan yang tidak ikut kemping pun memberikan bantuan logistik buat kam. Sebagian ada yang full di sini tapi lainya tidak karena masih harus ikut UTS (ujian tengah semester-red)," paparnya.
Berita Terkait
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
CEK FAKTA: Tidak Ada Demo Besar di Turki Usai Penahanan Wali Kota Istanbul
-
Janji Proses Tindakan Abusive Aparat, Prabowo: Kita Hormati Asal Demonya Damai, Tak Sulut Kerusuhan
-
Aksi Solidaritas Tenaga Kesehatan Indonesia untuk Palestina
-
Demo Lagi usai Lebaran, Koalisi Sipil Nekat Bangun Tenda di Gerbang DPR: Sampai UU TNI Dibatalkan!
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
Terkini
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada