Seandainya penonton justru menikmati ketika komedi dilakukan dengan cara menghina fisik seseorang, ia berpendapat bahwa penonton juga bisa salah dalam menikmati komedi. Selain itu, Malih juga berpesan jika ada komedian baru sebelum bekerjasama untuk saling mengenal dan ngobrol terlebih dahulu dengan rekan bermainnya, terutama yang lebih tua.
Sejak awal karir, ia belajar secara otodidak untuk membuat materi-materi komedi. Dalam seni topeng atau lenong, harus pandai berimprovisasi. Tanpa naskah dan aturan jelas, komedi yang dihasilkan berasal dari kehidupan sehari-harinya. Penting untuk memahami watak antar satu pemain dengan lainnya.
"Kalau dia ketemu kita harus ngobrol dulu masalah apa ni," terang Malih.
Bagi komedian baru, perlu untuk mengobrol terlebih dahulu antar pemain agar terbangun kemistri saat akan tampil di panggung. Lebih baik untuk menghina diri sendiri dalam membawakan lawakan. Bagi pemain baru, cukup untuk memancing dirinya, dan sisanya ia akan berimprovisasi sendiri.
Baca Juga: Badai La Nina Bakal Lewati 2 Wilayah di Gunungkidul dan 4 Berita SuaraJogja
Selain penghinaan dan komedi yang dipaksakan, ada juga komedian yang sengaja mematikan komedi orang lain. Jika ia bertemu dengan lawan seperti itu, Malih memilih untuk lebih berhati-hati dalam berkata. Tidak mudah untuk menjadi komedi, perlu kecocokan antara pemain.
"Makanya gua sama bolot udah gak bisa dipisahin, udah laki bini kita," imbuh Malih.
Lihat percakapan Malih dan Deddy Cobuzier DI SINI.
Bisa bertahan selama bertahun-tahun sebagai seorang komedian, rahasia Malih adalah disiplin dengan diri sendiri. Baginya perlu untuk membatasi diri dalam mengambil pekerjaan melucu. Terutama dalam usianya yang sudah mencapai angka 70.
Satu hal yang diakui Malih dimiliki dirinya dan rekan-rekan seumuran. Yakni kejujuran terhadap waktu. Baginya lebih baik untuk datang menunggu orang daripada membuat orang menunggu. Tidak nyaman untuknya datang terlambat. Meskipun sudah dianggap senior, tidak nyaman untuk dirinya datang terlambat.
Baca Juga: Longsor, 12 Kepala Keluarga di Gunungkidul Terisolir
Sering untuk dirinya menghadapi junior-junior yang datang terlambat. Kenyamanan yang ia dapat ketika datang awal adalah bisa menghindari macet dan beristirahat terlebih dahulu sebelum melakukan syuting. Bisa disebut sebagai kunci kesuksesan, tidak ada salahnya untuk membiasakan diri datang tepat waktu bahkan lebih awal.
"Saya pesan pada adik-adik remaja, penerus saya, kesatu belajar disiplin waktu, kedua hormatilah usia yang lebih lanjut," tukasnya.
Berpesan kepada komedian baru, Haji Malih menyampaikan pentingnya untuk disiplin terhadap waktu. Selain itu, penting juga untuk menghormati orang yang berusia lebih tua. Ada banyak cara untuk menciptakan materi komedi tanpa harus menghina atau mencaci seseorang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
Terkini
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional