Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 08 November 2020 | 10:23 WIB
Ilustrasi kebakaran. [shutterstock]

Ia menambahkan, saat kejadian itu yang berada di dalam rumah hanya Wigyo Hardiwoyono alias Dalil dengan posisi berada di kamar samping timur selatan. Sementara, istri korban, yaitu Suginem, tak berada di rumah karena bekerja sebagai karyawan katering.

Anak mereka, yakni Sugi Budi Raharjo, yang merupakan penyandang disabilitas mental, berada di depan rumah, sedang bermain bersama temannya dari pedukuhan yang sama dan berusia rerata di bawah 10 tahun.

"Api dari arah kamar tengah membesar membakar seluruh rumah. Bahkan menjalar membakar jendela dan pintu samping rumah milik Hartono, tetangga yang rumahnya terletak di selatan rumah korban," imbuhnya.

Korban tidak dapat menyelamatkan diri dari kobaran api karena dalam kesehariannya ia sudah pikun dan beraktivitas menggunakan bantuan tongkat.

Baca Juga: Warga Lereng Gunung Merapi Mengungsi Secara Mandiri

"Setelah api berhasil dipadamkan oleh petugas Damkar Sleman, diketahui korban dalam kondisi ikut terbakar dan meninggal dunia," ungkapnya.

Selanjutnya, setelah datang Unit Inafis Polres Sleman dan melakukan olah TKP, jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara oleh petugas PMI Sleman.

Selain korban jiwa, terdapat kerugian sekitar Rp100 juta.

"Informasi lain yang didapat petugas, dalam kesehariannya penghuni rumah menggunakan kayu bakar untuk memasak. Serta, Bapak Wignyo Hardiwoyono mempunyai kebiasaan membuat api unggun di malam hari, untuk menghangatkan ruangan," tandasnya.

Anggota Tagana Dinas Sosial Sleman Yasin mengungkapkan, dari pengecekan di lokasi, diduga adanya dua tabung gas LPG yang berada di rumah tersebut, ikut memperbesar kobaran api.

Baca Juga: Tinjau Barak Pengungsian di Glagaharjo, Bupati Sleman: Belum Perlu Rapid

"Sebagian besar bagian rumah yang terbakar juga terbuat dari gedek (anyaman bambu)," ucapnya.

Load More