Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 07 November 2020 | 19:38 WIB
Bupati Sleman, Sri Purnomo memberi keterangan pada wartawan seusai meninjau Barak Pengungsian Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Sleman, Sabtu (7/11/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Evakuasi warga Kalitengah Lor kelompok rentan ke barak pengungsian Glagaharjo ditinjau langsung oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo. Orang nomor satu di Bumi Sembada ini belum berencana melakukan rapid tes kepada warga yang mengungsi.

"Belum (dilakukan rapid tes), karena wilayah ini masuk zona hijau," kata Sri Purnomo disela tinjauan ke  barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Sabtu (7/11/2020).

Pihaknya tetap akan melakukan protokol pencegahan Covid-19 kepada para pengungsi. Nantinya akan dicek suhu tubuh sebelum masuk ke dalam barak.

"Termasuk nanti harus cuci tangan dan menggunakan masker. Selain itu juga sudah dibuat kamar dengan triplek sebagai pembatas. Hal itu berkaitan dengan sosial distancing," tambah Sri Purnomo.

Baca Juga: Klaster Perkantoran Muncul Lagi, Ini Kata Dinkes Sleman

Meski tak memberlakukan rapid tes pada warga pemgungsi, Sri mengatakan warga atau kelompok relawan yang akan datang ke barak pengungsian harus menyiapkan rapid tes.

"Jadi harus menyiapkan rapid tes bagi orang dari luar wilayah (Glagaharjo) yang ada di sini. Sehingga tidak ada penyebaran (Covid-19) di dalam tempat pengungsian," kata Sri.

Terpisah Kepala Pelakasana BPBD Sleman, Joko Supriyanto mengatakan ada 133 orang kelompok rentan Kalitengah Lor yang dievakusi di barak pengungsian Glagaharjo.

"Semua pengungsi berasal dari Kalitengah Lor. Tapi yang kita evakuasi kelompok rentan sebanyak 133 terdiri dari anak anak 30, lansia 95 dan ibu hamil ada tiga orang. Sementara difabel ada lima orang," ujar Joko ditemui di barak pengungsian.

Ia menjelaskan barak tersebut dibuat semacam kamar yang disekat dengan triplek. Di Barak Pengungsian Glagaharjo ada 80 kamar untuk menampung 133 kelompok rentan.

Baca Juga: Status Meningkat, Pemkab Sleman Tetapkan Darurat Bencana Merapi

"Kami sudah membagi menjadi 80 partisi atau kamar. Saat ini masih cukup, jikapun tidak cukup akan kami siapkan lagi 40 kamar di SDN Muhammadiyah Cepitsari, Glagaharjo," jelas dia.

Joko melanjutkan jika pihaknya baru mengevakuasi kelompok rentan pasalnya status Gunung Merapi pada level siaga.

"Jika nanti sudah naik status menjadi awas, baru kami lakukan evakuasi seluruhnya jadi sekitar 500 warga Kalitengah Lor kami evakuasi ke barak Gayam di Argomulyo. Nanti akan kita susuri dengan menyiapkan partisi lagi. Kapasitas di gayam sekitar 300 orang," tambah Joko.

Saat ini kata Joko, Kelompok Siaga Merapi (KSM) unit pelaksana tingkat desa yang bertugas melakukan evakuasi. Sehingga pihaknya melakukan pembatasan relawan.

"Untuk pengangkutan pengungsi tidak diperbantukan dari relawan. Karena relawan notabene jauh dari sini. Saya takut nanti justru jadi pandemi baru. Ini yang terlibat hanya dari KSM unitlak tingkat desa," jelas dia.

Hingga pukul 19.10 wib, situasi barak Glagaharjo mulai dipenuhi warga dari kelompok rentan. Petugas TNI-Polri sudah membangun tenda darurat.

Dapur umum, tempat MCK dan lokasi ibadah sudah didirikan pemerintah. Beberapa warga juga nampak berjaga di sekitar barak sambil memantau aktivitas Gunung Merapi dengan Handy Talkie (HT).

Load More