SuaraJogja.id - Kamis (4/11/2020) lalu, waktu menunjukkan pukul dua siang, langit berwarna kelabu memperlihatkan tanda akan terjadinya hujan. Tiga orang perempuan duduk di bangku kayu yang terlihat masih belum mendapat sentuhan vernis ketika SuaraJogja.id menyambangi mereka.
Mengenakan jaket hijau, penanda bahwa mereka adalah pengendara ojek online (ojol). Tiga orang ini merupakan anggota komunitas ojol khusus perempuan yang bernama Srikandi Gojek Jogja.
Salah seorang perempuan tersebut mengenakan jilbab. Ia adalah Yuliastuti, warga Umbulharjo yang kini berusia 41 tahun. Di tempat itu, ia membagikan kisah alotnya perjuangan menjadi ojol, khususnya bagi mereka, kaum hawa.
Baru Mekar
Baca Juga: Dianggap Pelit Kebangetan, Viral Curhat Ojol Tagih Biaya Parkir Rp3 Ribu
2016, kehadiran ojol (ojek online) masih menjadi hal baru di tanah Monarki, Yuliastuti saat itu tengah mengendarai motor untuk mengantarkan penumpang menuju Terminal Jombor.
Tempat tersebut termasuk satu dari beberapa titik di Jogja yang termasuk daerah 'haram' bagi ojol atau yang biasa dinamakan Zona Merah.
"Waktu itu saya habis ngedrop penumpang di Terminal Jombor. Saat akan kembali ke rumah, saya dapat telepon. Saya tiba-tiba didatangi oleh tiga opang (ojek pangkalan, red)," ujarnya.
Daerah zona merah bagi ojol merupakan teritori khusus para ojek konvensional atau juga biasa disebut opang, di mana ojol dilarang untuk mengangkut penumpang.
Yuliastuti yang saat itu masih berusia 37 tahun pun sempat mendapat perlakuan tak mengenakkan.
Baca Juga: Bidik Segmen Baru, MV Agusta Bakal Masuk Kelas 500cc dan Motor Elektrik?
"Tiga orang ini berbadan besar. Mereka mengambil kunci motor saya. Lalu mereka mengancam saya" lanjutnya.
"Mereka bilang 'Kalau berani menjemput penumpang lagi di sini, kami tak akan segan-segan melakukan kekerasan'," lanjut Yuli.
Merasa terancam, ia pun memanggil rekannya untuk meminta bantuan. Saat cekcok berjalan alot, parang pun menjadi alat yang ampuh.
Bukan sebagai senjata untuk menumpahkan darah, melainkan sebagai piranti untuk gertak sambal, demi menyelamatkan diri.
"Salah satu opang tersebut kebetulan merupakan sosok yang disegani oleh warga sekitar. Saya ketakutan waktu itu," imbuhnya.
Pada akhirnya Yuli diselamatkan oleh rekannya. Opang ini pun meminta maaf karena terjadinya miskom.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Pilihan HP Samsung Murah Harga Rp1 Jutaan: RAM 6 GB, Performa Terbaik
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Keluarkan Rp7 Juta untuk Tebus Ijazah Eks Satpam, Wamenaker Noel: Perusahaan Membangkang Negara
- 8 Rekomendasi HP Harga Rp1 Jutaan Spesifikasi Tinggi: Layar AMOLED, Kamera 50 MP!
- 5 Mobil Keluarga Terbaik yang Kuat Tanjakan, Segini Beda Harga Bekas vs Baru
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Harga Material Meroket, Jalan di Sleman Terancam Mangkrak? Solusi Ini Diajukan
-
Ada Ratusan Tambahan Lahan untuk Tol Jogja-Solo di Sleman, Kapan Jadwal Pembebasannya?
-
IHR Cup 2025: Lebih dari Sekadar Pacuan, Momentum Lindungi Atlet Kuda dan Manusia
-
Sampah Jadi Emas: Kisah Sukses Warga Jogja Sulap Limbah Organik Jadi Pupuk Kompos Bernilai Jual
-
Disepakati DPRD DIY, Trans Jogja Buka Rute Yogyakarta-Wonosari: Kapan Mulainya?