Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 12 November 2020 | 13:50 WIB
Bekas galian tanah gorong-gorong pipa menumpuk di sekitar Jalan Wates KM 12, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Kamis (12/11/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

"Pihak pekerja itu tidak ada sosialisasi dan langsung meletakkan pipa panjang tepat di depan rumah saya. Sebelumnya sudah saya tegur, jika ditaruh di sana bagaimana saya keluar?. Tapi karena mereka hanya pekerja ya sudah sampai hari ini pipa masih di depan halaman," ujar pria yang bekerja sebagai satuan keamanan ini.

Tak hanya warga, pedagang makanan di utara Jalan Wates KM 12 juga merasakan dampaknya. Bahkan pendapatan mereka harus berkurang drastis.

Warga Kalakan RT 3, Sutaryono, menunjukkan pipa dengan panjang 10 meter milik PT Pertamina yang tergeletak di depan halaman rumahnya, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Kamis (12/11/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

"Setelah pembatasan Covid-19 di DIY mulai longgar, pendapatan saya mulai stabil lagi. Biasanya saya jualan di atas gorong-gorong ini. Karena dilakukan penggalian saya pindah ke halaman Kantor Pos, tapi pendapatannya malah berkurang banyak," keluh Sholeh sambil menjajakan makanan yang dia jual.

Baik Suryono, Sutaryono, dan Sholeh berharap, pihak Pertamina segera menyelesaikan penggalian. Di samping mengganggu akses jalan, penggalian ikut mengganggu ekonomi warga.

Baca Juga: Bikin Jalan Raya Narogong Licin, Galian C Ilegal Cileungsi Pernah Ditutup

Dikonfirmasi terpisah, Pjs Unit Manager Communication, Relations, & CSR MOR JBT, Marthia Mulia Asri menjelaskan proyek pekerjaan penggalian pipa di Jalan Wates KM 12, merupakan langsung dari pusat. Keluhan warga soal penggalian yang terhenti hampir satu pekan sedang dilakukan koordinasi dengan pemangku wilayah setempat.

"Infonya saat ini sedang ada tim kami dari Fungsi Asset untuk bertemu dengan pihak Desa Argorejo membahas proses pengerjaan (proyek) tersebut. Masih dilakukan koordinasi tetapi kami belum dapat updatenya," ujar Marthia.

Disinggung terkait penyebab terhentinya proyek, dirinya tak bisa memastikan. Pasalnya, pengerjaan dilakukan langsung oleh Pertamina Pusat.

"Mohon izin, sebenarnya proyek ini bukan di bawah pengerjaan Pertamina MOR IV JBT, tetapi langsung dari pusat. Sementara kami dari MOR IV sudah berkoordinasi di internal Pertamina untuk menindaklanjuti pekerjaannya, termasuk pertemuan hari ini dengan [perangkat] desa setempat difasilitasi tim Asset Pertamina," ujar dia.

Baca Juga: Temuan Mayat Tanpa Identitas Terikat di Bekas Galian, Gegerkan Warga Bungah

Load More