SuaraJogja.id - Semenjak diumumkan statusnya naik menjadi siaga, Gunung Merapi terpantau terus mengalami peningkatan aktivitas. Meski begitu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan hingga saat ini belum muncul lava baru di permukaan kawah puncak Merapi.
"Lava yang baru sampai sekarang belum muncul, ini masih kita tunggu terus perkembangannya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat konferensi pers yang berlangsung secara virtual seperti dilansir dari Antara, Sabtu (14/11/2020).
Menurut Hanik, guguran lava yang selama ini keluar dari gunung api aktif itu merupakan material lava sisa erupsi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
"Di sini kita tekankan bahwa saat ini lava yang gugur itu adalah material lama. Jadi lava-lava sisa erupsi yang lama, jadi bukan lava yang baru," kata dia.
Baca Juga: Tunggu Pembangunan Kandang Rampung, Evakuasi Hewan Ternak di Sleman Mandek
Meski demikian, Hanik mengatakan guguran lava yang beberapa kali keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur sejauh 1 kilometer (km) sampai 3 km mengindikasikan bahwa memang ada desakan magma dari dalam.
Sementara itu, deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi juga teramati terus berkembang meski secara eksponensial atau tidak berubah secara signifikan layaknya erupsi pada 2010.
"Pada 2010 misalnya terjadi pemendekan jarak tunjam 1 cm, hari berikutnya langsung menjadi 2 cm, hari ketiga 4 cm, hingga hari kelima 8 cm. Nah untuk sekarang ini tidak seperti itu," kata dia.
Dari sisi aktivitas kegempaan juga terpantau meningkat dengan intensitas lebih tinggi dibanding situasi 2006. Gempa fase banyak saat ini terjadi sebanyak 300-an per hari, gempa vulkanik dangkal terjadi sekitar 40-an per hari.
"Kalau melihat seperti itu kelihatannya (kekuatan erupsi) di atas 2006 tetapi masih jauh di bawah 2010. Potensinya kemungkinan efusif tetapi disertai ekaplosif," kata dia.
Baca Juga: Siaga Erupsi, Komunitas Jeep Merapi Siap Bantu Jemput Pengungsi
Hanik memperkirakan erupsi yang potensial terjadi berkategori efusif disertai eksplosif. Situasi ini akan ditentukan besaran kubah lava yang ditekan gas dari dalam perut Gunung Merapi.
Berita Terkait
-
Gunung Marapi Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Lebih Tinggi
-
Gunung Marapi Erupsi, Ketinggian Abu Vulkanik Capai 350 Meter
-
Sebelum Erupsi Setinggi 8.000 Meter, Gunung Lewotobi Alami Gempa Vulkanik Selama Sepekan
-
BNPB Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan