Scroll untuk membaca artikel
Irwan Febri Rialdi | Hiromi Kyuna
Rabu, 18 November 2020 | 19:13 WIB
Gintani dan Alia dalam temu media menuju Biennale Jogja Equator #6 (Hiromi/Suara)

SuaraJogja.id - Yayasan Biennale Yogyakarta (YBY) memperkenalkan Direktur baru Biennale Jogja yaitu Gintani Nur Apresia Swastika. Wanita berusia 36 tahun ini akan menjadi direktur penyelenggara dua peristiwa seni pada 2021 dan 2023.

Gintani adalah sosok yang sudah tak asing bagi Yayasan Biennale Yogyakarta. Gadis ini telah berpartisipasi pada kegiatan yang diselenggarakan YBY sejak 2011.

Gadis kelahiran 1984 ini merupakan Sarjana Seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Saat ini, Gintani tengah menempuh program pascasarjana Ilmu Religi dan Budaya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ia berfokus pada kajian seniman perempuan Indonesia.

Gintani telah terlibat dalam berbagai pameran sebagai seniman. Tak hanya pameran skala dalam negeri, Gintani pernah berpartisipasi dalam proyek seni sejumlah negara seperti di Singapura, Taiwan, dan Australia.

Baca Juga: Ini Bukan Festival 2020 Angkat Tema Covid-19

Gintani dan Alia dalam temu media menuju Biennale Jogja Equator #6 (Hiromi/Suara)

Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta, Alia Swastika, menyebutkan bahwa acara Biennale Jogja XVI Equator #6 akan menjadi penutup rangkaian khatulistiwa putaran pertama.

YBY akan menyelenggarakan Biennale Jogja XVI Equator #6 pada 2021. Acara ini akan akan bekerjasama dengan salah satu negara di Kawasan Pasifik.

Pada acara internasional tersebut, Gintani akan berperan sebagai Direktur Penyelenggara.

"Kepastian negara masih terus kami pertimbangkan. Kami perlu mempertimbangkan tentang situasi terutama di masa pandemi ini. Termasuk bagaimana pandemi berpengaruh terhadap mobilitas dan gagasan pertukaran internasional," ujar Alia saat Temu Media di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta, Rabu (18/11/2020).

Di acara Biennale Jogja XVI Equator #6 di 2021 mendatang, arsip dan dokumentasi Biennale Jogja seri Khatulistiwa 1 sampai 5 akan dihadirkan kembali.

Baca Juga: Berkenalan dengan Kolektif Indisczinepartij di Pameran Asana Bina Seni 2020

"Kami harap dengan membawa kembali arsip-arsip terdahulu, pengunjung bisa melihat secara utuh gagasan khatulistiwa sebagai geopolitik yang digagas oleh Yayasan Biennale Yogyakarta," ucap Alia.

Load More