“Kita sebagai ulama, sebagai tokoh masyarakat tentu mereka tetap kita kasih ruang untuk taubat, juga kita kasih hak-hak martabatnya sebagai manusia. Tapi kita akan tetap bilang itu lonte atau apa,” lanjutnya.
Meskipun belum diketahui kapan dan dimana Gus Baha berceramah tentang ini, namun kutipan ceramah itu istilah lonte tidak dikaitkan secara spesifik dengan seseorang. Gus Baha hanya menafsirkan hadis sesuai kaidah secara umum.
Menurutnya, jika suatu perbuatan tercela sudah tidak lagi dianggap tabu, maka akan membuat masyarakat acuh. Kata Gus Baha, hal ini bisa berbahaya sebab perbuatan asusila akan dibiarkan tumbuh subur dan diabaikan.
“Bayangkan nanti jika dibahasakan itu hak asasi. Sehingga anak generasi cucu kita ndak ada lagi istilah lonte atau sundal, setiap perilaku sosial dikatakan hak asasi. Dan itu awal dari ndak ada agama. Itu bahaya bagi keberlangsungan agama dan negara,” terangnya.
Baca Juga: Menag Semprot Ceramah Lonte Habib Rizieq: Jangan Keluarkan Kata Kotor!
“Artinya apa, sebetulnya sifat anarkis masyarakat dalam perkataan, itu menolong agama. Dengan dianggap jijik, agama bisa jalan. Karena seseorang dihujat masyarakat, yang lain gak pernah ingin cita-cita ingin jadi lonte,” katanya.
“Bahkan seorang anak sendiri, karena tahu nasib ibunya dihujat, juga tidak akan bercita-cita jadi lonte,” imbuhnya.
Pria yang kerap tampil berceramah dengan kopiah hitam agak condong ke belakang itu mengingatkan bahaya suatu perbuatan asusila dibiarkan saja di tengah-tengah masyarakat.
“Coba tidak ada hukuman stigma masyarakat. Maka lonte dan sundal akan subur di tengah masyarakat yang sudah tidak peduli dengan nilai-nilai ini. Misalnya di kota besar, karena sesama lonte sudah tidak saling mengatakan tabu,” sambungnya.
“Karena itu, saya terkenang hadis riwayat Imam Ahmad. Bahwa Allah tidak akan mencabut keberkahan di bumi, sehingga orang-orang zalim tidak dikatakan zalim. Itu bahaya sekali,” lanjut Gus Baha.
Baca Juga: Habib Husin: Ceramah Bawa Kata Lonte Bisa Merusak Marwah Habaib
“Risalah Allah kepada Nabi itu sing penting, benar dikatakan benar, salah dikatakan salah,” tegas Gus Baha.
Berita Terkait
-
Punya Teman Pengusaha Skincare, Dinar Candy Belum Jenguk Nikita Mirzani di Penjara: Aku Dilema
-
Apa Efek Samping Terlalu Banyak Minum Matcha? Viral di Medsos Ada yang Sampai Masuk UGD
-
Terungkap! Mobil Dinas Kemhan yang Viral dengan PSK Pakai Pelat Bekas Pensiunan
-
Makna 'Stecu-Stecu' yang Viral: Populer Berkat Anak Muda Indonesia Timur
-
Cara Beli Acne Patch Bentuk Kecoa yang Viral, Apa Manfaatnya?
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
Terkini
-
Petani Majalengka Gigit Jari? Ahli Pertanian Sebut Jurus Burung Hantu Prabowo Tak Efektif, Ini Solusi Jitu Basmi Tikus
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari