SuaraJogja.id - Lonjakan kasus baru virus corona atau Covid-19 di sejumlah negara menciptakan kekhawatiran akan anjloknya permintaan bahan bakar, sehingga harga minyak dunia anjlok.
Mengutip CNBC, Jumat (20/11/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional ditutup turun 14 sen menjadi 44,20 dollar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menyusut 8 sen menjadi menetap di 41,74 dollar AS per barel.
Kondisi ini tentu makin membuat kelebihan pasokan minyak mentah. Data resmi yang dirilis Rabu lalu menunjukan persediaan minyak mentah Amerika naik 768.000 barel pekan lalu, lebih kecil dari 1,7 juta barel yang diperkirakan sejumlah analis.
Baca Juga: Heboh Penemuan Bungkusan Pocong Isi Foto Wanita dan Minyak Wangi di Pantai
Stok produk penyulingan, meliputi solar dan minyak pemanas, turun 5,2 juta barel, jauh lebih dari ekspektasi.
Namun kekhawatiran tentang prospek permintaan tetap ada. Jumlah kematian di Amerika akibat Covid-19 melampaui 250.000, sementara kasus harian di Jepang dan Rusia melonjak.
Di antara pembatasan yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus tersebut, New York City menutup sekolah umum.
Ketakutan tentang kelebihan pasokan tetap menghantui pasar. National Oil Corporation (NOC) Libya dan Total Prancis membahas upaya NOC untuk meningkatkan kapasitas dan mendongkrak produksi.
OPEC Plus, yang terdiri dari Organisasi Negara Eksportir Minyak, Rusia dan produsen lainnya, akan membahas kebijakan pada pertemuan 30 November dan 1 Desember.
Baca Juga: Banyak Berita Baik dari Vaksin Corona, Harga Minyak Dunia Terdongkrak Naik
Narasumber mengatakan anggota OPEC Plus cenderung menunda rencana untuk meningkatkan produksi pada Januari sebesar 2 juta barel per hari (bph).
Menteri Energi UEA, Suhail al-Mazrouei, mengatakan negaranya selalu menjadi anggota OPEC yang berkomitmen dan menunjukkan komitmen tersebut melalui kepatuhannya pada perjanjian pengurangan pasokan minyak OPEC Plus saat ini.
Komentar tersebut sebagai tanggapan atas laporan media bahwa UEA mempertanyakan manfaat berada di OPEC dan bahkan mempertimbangkan apakah akan meninggalkan kartel produsen minyak itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan