SuaraJogja.id - Membuat sebuah perkumpulan bagi masyarakat Indonesia adalah hal lumrah. Selain untuk bertukar pikiran, hal itu dibuat untuk bersenang-senang bagi sebagian orang.
Tak sedikit dari perkumpulan tersebut yang hanya ingin berkumpul tanpa membuat sebuah manfaat. Namun, bagi seorang warga Bantul yang bergerak di bidang kemanusiaan, berusaha mengubah perkumpulan tersebut menjadi sarat akan nilai sosial adalah keinginannya.
Zaenuri adalah pemuda yang membuat sebuah perkumpulan tersebut lebih bermanfaat. Bermula dari sebuah perkumpulan alumni SMA, Zainuri membangun komunitas yang dinamakan Berbagi Beras DIY.
"Awalnya kami hanya kumpul-kumpul untuk reuni alumni SMA 1 Sanden. Nah daripada kumpul seperti itu akhirnya kami buat sebuah kegiatan yang bernilai sosial," kata Zaenuri dihubungi SuaraJogja.id, Sabtu (21/11/2020).
Baca Juga: Aturan Diubah, Komunitas Malioboro Minta Perlakuan Khusus Bagi Pengusaha
Komunitas Berbagi Beras DIY dibangun pada 2018 lalu, sebelumnya bernama Komunitas SMA 1 Sanden Peduli pada 2016 silam. Zaenuri menjelaskan awal mulanya, anggota komunitas hanya sekitar 20-an orang. Seiring berjalannya waktu, ia melihat bahwa kelompok tersebut dibuat untuk bisa mengajak masyarakat umum bergabung.
"Jadi kami melihat bahwa adanya komunitas ini tentu akan berkembang. Memang ada beberapa orang yang ingin bergabung, tapi karena ada kata alumninya jadi mereka pikir-pikir ulang. Akhirnya kami tetapkan nama baru komunitas Berbagi Beras DIY," kata dia.
Sekretariat dan gudang penyimpanan sendiri terletak di Dusun Bibis RT 3, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Seluruh pengepakan dan pusat pengiriman terletak di lokasi tersebut.
Ia mengungkapkan, dalam sebulan, pihaknya membagikan beras gratis kepada masyarakat yang membutuhkan, terdiri dari kaum dhuafa, lansia yang hidup sebatang kara, difabel, serta anak yatim piatu.
Hingga kini, Komunitas Berbagi Beras DIY telah memiliki 1.410 orang yang selalu dibantu setiap bulannya. Hal itu tak lepas dari aksi relawan dan pengurus dalam menjaring masyarakat yang membutuhkan.
Baca Juga: Cukup Hingga Awal Tahun 2021, Indonesia Miliki 7 Juta Ton Beras
"Kami memiliki sekitar 450 relawan yang rata-rata terdiri dari karang taruna di desa. Mereka yang mendata dan nantinya membagikan beras ini kepada masyarakat tersebut. Sehingga kami sudah memilih secara selektif masyarakat yang harus dibantu," kata Zaenuri.
Komunitas Berbagi Beras menyalurkan bantuan tersebut ke seluruh pelosok desa di empat kabupaten/kota di wilayah DI Yogyakarta. Hal itu mengingat bahwa belum semua masyarakat mendapat bantuan yang baik untuk kehidupannya terutama soal pangan.
Pemilihan beras sendiri, kata Zaenuri adalah bahak pokok masyarakat Indonesia yang tak dapat ditunda-tunda. Sehingga komoditas bahan pokok ini dipilih untuk diberikan kepada masyarakat.
"Kami membagikan 5 kilogram beras kepada sasaran kami. Tiap bulan kami kirimkan melalui relawan karang taruna. Kami melihat bahwa ini penting, karena di Indonesia sendiri beras adalah komoditi yang dibutuhkan oleh masyarakat," jelasnya.
Tak hanya membantu masyarakat miskin, komunitas Berbagi Beras juga membantu menyejahterakan petani. Selama ini, beras selalu dipasok dari petani langsung sehingga ikut membantu kesejahteraan petani di Bumi Projotamansari.
Berbagi adalah hal wajar yang bisa dilakukan masyarakat. Zaenuri menyebutkan jika donatur yang kerap membantunya mencapai 500 orang lebih. Dalam sebulan komunitas ini bisa membagikan sekitar 7 ton beras kepada ribuan penerimanya.
"Dari komunitas ini terbentuk kami bisa mengetahui bahwa masih banyak orang yang perlu dibantu. Dan terlebih lagi masih banyak orang yang ingin membagikan rezeki mereka kepada orang kekurangan ini. Jadi dari komunitas ini kami banyak belajar," kata dia.

Zaenuri berharap jika aksi sosial ini tak hanya berhenti di wilayah DIY, ia berharap aksi seperti ini bisa terus eksis dan melebar secara nasional.
"Tentunya ini dapat ditiru oleh masyarakat lain. Tidak hanya generasi saat ini, tapi lintas generasi dan dapat diteruskan. Sehingga kegiatan ini bisa menjadi amal jariyah bagi kita bersama," terang dia.
Berita Terkait
-
Sikat Mafia Beras, Menteri Pertanian Cerita Dulu Sempat Ditegur Wapres: Ada Pemimpin Besar di Sana
-
CEK FAKTA: Prabowo Marah Rakyat Bikin Pusing Pemerintah
-
Bye-Bye Bau Apek! Lemari Pakaian Auto Wangi Semerbak Cuma Modal Beras dan Downy
-
Dari Perpustakaan Keliling ke Gerakan Literasi: Perjalanan Busa Pustaka Nyalakan Harapan Lewat Buku
-
BULOG Serap 1 Juta Ton Beras, Panen Raya Jadi Momentum Perkuat Ketahanan Pangan
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan