SuaraJogja.id - Komunitas Kawasan Malioboro menyambut baik aturan baru di seputar kawasan semi pedestrian Malioboro. Pasalnya aturan baru tersebut dirasa lebih bisa memberi ruang gerak bagi para pedagang.
"Kami bersyukur sekali, karena khususnya untuk temen-temen kuliner diberikan kesempatan untuk menaik-turunkan barang ketika sedang transisi dari pedagang siang dan pedagang malam," ujar Paul Zulkarnain, Humas Komunitas Kawasan Malioboro kepada awak media, Rabu (18/11/2020).
Paul menyampaikan bahwa sebenarnya komunitas pedagang kawasan malioboro mendukung aturan semi pedestrian tersebut. Namun dalam uji coba beberapa pekan belakang dirasa masih perlu dievaluasi.
Dengan adanya evaluasi yang diterapkan untuk kawasan malioboro ini, Paul merasa itu menjadi jalan terbaik bagi semua pihak. Pasalnya ia dan rekan-rekan yang lain sudah mendapatkan informasi terkait dengan kawasan malioboro yang akan diusulkan kepada United Nations Educational, Scientific dan Cultural Organization (UNESCO) terkait Yogyakarta sebagai Kota Warisan Budaya.
Baca Juga: Tak Tahu Uji Coba Kawasan Pedestrian, Pemilik Toko Malioboro Protes Sultan
"Intinya kami terbuka dan menerima aturan baru ini, mungkin ini juga jalan terbaik bagi semua pihak," ucapnya.
Paul meyakini pedagang di kawasan Malioboro akan beradaptasi dengan aturan baru ini. Sebab hal itu menjadi suatu langkah yang paling tepat untuk terus bertahan dengan menyesuaikan kondisi yang ada.
Guna memaksimalkan sinergitas yang ada antara pedagang di kawasan Malioboro dan aturan pemerintah ini, Paul menyarankan untuk lebih bisa memberikan sedikit pengecualian. Artinya ada sesuatu yang dapat membedakan antara pedagang dan pengunjung khususnya saat menaik-turunkan barang.
"Kami mengusulkan kepada pemerintah untuk kuliner itu mungkin bisa derikan id cars atau tanda masuk dan semacamnya supaya program pemerintah ini bisa terus didukung dan jalan terus. Sehingga penghuni dan toko di kawasan Malioboro bisa lebih enak dalam beraktivitas," sebutnya.
Sementara itu Eko salah satu pedagang makanan yang ada di kawasan Malioboro mengaku memang sempat kesulitan dalam melakukan loading perlatan yang dibutuhkan. Khususnya sewaktu ada pergantian waktu dan jalan juga sudah ditutup.
Baca Juga: Uji Coba Malioboro Sepi Pengunjung, PKL Desak Pembatasan Jam Pedestrian
"Ya sempat belum terbiasa saja mungkin tapi nanti lama-lama juga bakal biasa," kata Eko.
Berita Terkait
-
Daop 6 Yogyakarta Prediksi Puncak Arus Balik Mudik Lebaran Gunakan Kereta pada Minggu H+6
-
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur 2025, Lengkap dengan Cara Belinya Lewat Online!
-
Stasiun Jogja Diserbu Pemudik: Puncak Arus Balik Lebaran Diprediksi Besok!
-
Peringatan Dini Tsunami di Underpass Bandara YIA, BNPB: Supaya Masyarakat Waspada, Bukan Menakuti
-
Daftar Lokasi ATM Pecahan Uang Rp20 Ribu di Jakarta dan Yogyakarta
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
Terkini
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!
-
Masa WFA ASN Diperpanjang, Pemkot Jogja Pastikan Tak Ganggu Pelayanan Masyarakat
-
Kurangi Kendaraan Pribadi Saat Arus Balik, Menhub Lepas 22 Bus Pemudik di Giwangan
-
Puncak Arus Balik H+3 dan H+4, 350 Ribu Kendaraan Tinggalkan DIY
-
Gunung Merapi Masih Luncuran Ratusan Lava, Simak Aktivitas Terkini Sepekan Terakhir