Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 22 November 2020 | 14:25 WIB
Festival Ngayogjazz 2020, Sabtu (21/11/2020) - (SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Festival musik jazz internasional Ngayogjazz kembali digelar tahun ini. Gelaran festival musik yang memasuki tahun ke-14 ini cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya di Dusun Karang Tanjung, Pandowoharjo, Sleman.

Pandemi COVID-19 membuat event musik tahunan ini tidak bisa ditonton secara luring.

Padahal tahun lalu ribuan penonton selalu memadati semua panggung di Ngayogjazz setiap harinya.

Namun demi menjaga semangat almarhum Djaduk Ferianto, yang selama 14 tahun lebih merawat festival tersebut, Ngayogjazz tetap dilaksanakan meski dengan berbagai aturan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Memilih tajuk "Jazz Tak Gentar", festival ini juga menjadi penyemangat pekerja seni dan masyarakat untuk tidak menyerah pada pandemi.

Baca Juga: Ngayogjazz 2020 Digelar Secara Daring

Digelar secara online, penyelenggara sangat membatasi pengunjung yang masuk ke area festival. Area masuk dan keluar dijaga ketat petugas dan gugus tugas COVID-19.

Pemilihan Karang Tanjung sebagai tempat pentas Ngayogjazz pun tak main-main. Di tengah maraknya zona merah COVID-19 di Sleman, dusun tersebut justru masih merupakan kawasan atau zona hijau yang tidak mencatatkan kasus positif COVID-19 satu pun.

"Ini merupakan kehormatan pada almarhum [Djaduk Ferianto] yang merupakan bagian penting dari Ngayogjazz dan menjadi inisiator selama 14 tahun konsisten dalam pelaksanaan kegiatan jazz yang terus berkembang dan menciptakan konsep yang kreatif," ungkap Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Josua Puji Mulia Simanjutan dalam Festival Ngayogjazz 2020, Sabtu (21/11/2020) malam.

Menurut Josua, pandemi justru membuat pagelaran musik bertaraf internasional tersebut memiliki pengalaman baru.

Festival yang terpaksa digelar secara daring justru bisa menjadi pembelajaran berharga kedepannya.

Baca Juga: Lama Disembunyikan, Butet Unggah Peristiwa Sesaat Djaduk Ferianto Wafat

Bahkan harmonisasi Ngayogjazz melalui musik kolaborasi juga bisa menyurakan semangat untuk tetap bertahan dan berkarya dalam situasi apapun.

Apalagi, kreativitas tidak terbatas apa pun. Dibantu teknologi digital, maka kreativitas bisa melewati fase tanpa batas.

"Tidak apa-apa, inilah yang kita hadapi sekarang. Kita punya teknologi, punya internet untuk membuka batas-batas tersebut, experince secara online," ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo mengungkapkan, tahun ini memang merupakan tahun yang paling berat untuk banyak hal, termasuk Ngayogjazz.

Namun, kehadiran festival tersebut tahun ini membuktikan semangat pekerja seni dalam berkreasi di masa pandemi.

"Kami berharap ngayogjazz punya semangat untuk tak gentar melawan covid-19 dan berharap covid segera hilang," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More