Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Kamis, 26 November 2020 | 19:11 WIB
Amien Rais memberikan kuliah politik di kanal YouTubenya. - (YouTube/Amien Rais Official)

SuaraJogja.id - Politikus senior Amien Rais membagikan anggapannya mengenai Presiden Ke-45 Amerika Serikat Donald Trump. Ia menyampaikan, selama lima tahun kepemimpinan Trump, hampir setiap tahun suami Melania Trump itu merobohkan pilar-pilar demokrasi. Bahkan Presiden Ke-44 AS Barack Obama sampai menyebutkan bahwa yang ditinggalkan Trump adalah Amerika yang terpecah belah.

Mengutip pernyataan Obama, Amien menyampaikan, yang merepotkan bukanlah pecah belah pada tingkat elite para pemimpin, melainkan juga rakyatnya yang terpecah belah menjadi dua kubu berhadap-hadapan. Hal itu terjadi disebabkah oleh beberapa alasan. Pertama, karena Trump melakukan tindakan politik dengan asas supremasi untuk kulit putih.

"Di mana dia yang tidak kulit putih dianggap warga negara kelas 2," terang Amien.

Alasan kedua, Trump dinilai bukan ingin merangkul negara-negara di luar Amerika agar menjadi simpatik dan mempunyai banyak teman, tetapi justru terus melakukan tindakan yang berakibat menambah lawan, seperti negara-negara Islam yang dikategorikan sebagai negara berbahaya, sehingga Trump mengeluarkan larangan berpergian untuk negara-negara dengan mayoritas masyarakat Islam.

Baca Juga: Sejarah Berdiri Muhammadiyah, Pernah Dipimpin Amien Rais

Apa yang dilakukan Trump, disebut Amien, bukan memperluas cakrawala dan cakupan kerja sama internasional. Trump justru terus mempersempit jangkauannya dan menyulitkan negara Amerika. Sementara saingannya, China, luar biasa membuka wacana persatuan internasional seluas mungkin, sehingga tidak ada negara yang menyatakan anti-China.

"Tidak ada presiden sebelum Trump yang memusuhi media massa," ujar Amien.

Dalam sebuah wawancara, Trump bisa langsung menuding media tersebut, mempermalukannya, menyebut anti-demokrasi dan hal-hal lainnya. Amien mengatakan bahwa Trump menghajar media habis-habisan hingga yang tidak mendukungnya dianggap sebagai lawan dan justru makin melemahkan dirinya sendiri.

Seperti kepala negara di negara berkembang, Trump menggunakan pegawai negeri, militer, pengawal nasiona,l dan tentara federal, bahkan lembaga-lembaga hukum untuk dikuasai. Trump dinilai sebagai sociopath yang menggunakan semua kekuasaannya untuk mendongkrak citra dirinya. Trump, kata Amien, menyandarkan kekuasaan bukan pada rakyat, melainkan pada korporasi.

"Jadi andalan dia itu bukan bagaimana rakyat disantuni, diperhatikan kepentingannya, diapresiasi aspirasinya, dan lain-lain," terang Amien.

Baca Juga: Soal Presiden Prancis, Amien Rais Ingatkan tentang Fenomena Islamophobia

Ia melanjutkan bahwa yang didengarkan Trump dan dijadikan perdana menterinya adalah anggota korporasi besar yang tidak pernah mendengarkan kepentingan rakyat banyak, tetapi hanya kepentingan dari masing-masing perusahaan. Bukan hanya menghancurkan demokrasi, rasialisme juga dilakukan Trump secara terang-terangan.

Load More