SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi yang meningkat hingga statusnya naik sejak 5 November lalu tidak hanya dirasakan masyarakat, tapi juga satwa di lereng gunung. Hal itu terlihat dari sudah adanya satwa yang mulai turun hingga masuk ke permukiman warga.
Menanggapi hal ini, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Pujiati mengimbau masyarakat untuk tidak lantas memanfaatkan turunnya satwa-satwa tersebut untuk ditangkap. Menurutnya, memang satwa liar ini turun gunung ketika dirasa kondisi Merapi akan erupsi.
“Kami minta masyarakat untuk tidak menangkap satwa-satwa liar yang turun dari lereng Gunung Merapi,” kata Pujiati saat dikonfirmasi awak media, Minggu (29/11/2020).
Berdasar beberapa laporan yang didapat, aktivitas satwa liar itu sudah ditemui di beberapa daerah sekitar lereng Merapi, seperti yang terlihat di Dusun Pajegan, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, di mana sejumlah lutung turun gunung.
Tanda alam lainnya juga sempat dibagikan oleh warga Ngargosoka, Srumbung, Magelang. Mereka melihat rombongan monyet turun dari Gunung Merapi. Tidak dipungkiri, selain selalu waspada terhadap kondisi gunung, masyarakat juga tetap memantau pergerakan satwa liar tersebut.
Pujiati memahami kondisi tersebut. Untuk itu, TNGM juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lereng Merapi terkait keberadaan satwa liar ini.
Bukan tidak mungkin saat erupsi akan lebih banyak satwa liar lagi yang turun ke permukiman penduduk untuk mencari keselamatan.
“Sosialisasi ke masyarakat sudah dilakukan. Masyarakat yang tinggal di lereng Merapi pun sudah sangat paham kondisi tersebut,” ungkapnya.
Disampaikan Pujiati, warga dianjurkan segera melapor kepada petugas jika menemui satwa yang turun ke permukiman. Sebab, memang selain tidak boleh ditangkap, satwa-satwa itu tidak boleh diganggu.
Baca Juga: Bikin Kaget, Choi Siwon Pernah Makan Nasi Uduk di Sini?
"Diganggu saja tidak boleh, apalagi untuk ditangkap," tegasnya.
Pujiati menjelaskan bahwa saat ini TNGM juga terus melakukan monitoring terhadap populasi lutung sejak Oktober lalu.
Monitoring itu dilakukan di beberapa titik, yaitu di Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Kemalang, Klaten dan RPTN Musuk Cepogo yang ada di Boyolali.
Dari monitoring itu, hasilnya mencatat, populasi lutung di RTPN Kemalang ada sekitar 19 ekor yang banyak ditemukan di zona rimba atau sekitar 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sementara di RPTN Musuk Cepogo, lutung yang lebih banyak, yakni 60 ekor, bisa ditemui di zona inti dan zona rimba yang berjarak sekitar 3-3,5 kilometer dari puncak.
“Untuk kera-kera di Kaliurang itu memang sudah biasa turun soalnya di bawah banyak warung jadi kadang dikasih makan pengunjung," tandasnya.
Berita Terkait
-
Bikin Kaget, Choi Siwon Pernah Makan Nasi Uduk di Sini?
-
Gunung Merapi Alami 44 Kali Gempa Guguran, Levelnya Saat Ini Siaga
-
Pantauan Udara, BPPTKG Temukan Material Sisa Erupsi Gunung Merapi 1988
-
Tanda Erupsi Merapi Kian Dekat, BPPTKG: Tidak Akan Sebesar Tahun 2010
-
BPPTKG: Gunung Merapi Alami 404 Kali Gempa Hybrid Pada Selasa Kemarin
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
UII Pasang Badan Bela Aktivis: 'Kami Tolak Perburuan Dalang Kerusuhan, Ini Pembungkaman!
-
'Kuburan Demokrasi' Dibuat di UII: Mahasiswa Geram, Tuntut Pembebasan Paul dan Aktivis Lain
-
Dari Lorong Sempit Jadi Ladang Rezeki: Kisah Emak-Emak Rejosari Ubah Kampung Jadi Produktif di Jogja
-
Kondisi Lapangan Palu Bikin Pemain PSS Sleman 'Sesak Napas'? Ini Kata Pelatih
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Ini Cara Jitu Klaim DANA Kaget & Ciri-Ciri Tautan Palsu