Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 30 November 2020 | 11:15 WIB
Kebakaran di Pedukuhan Ngipik 01/03, Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Minggu (29/11/2020) malam - (SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Paino (38), warga Pedukuhan Ngipik 01/03, Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, kini bingung harus tinggal di mana. Rumah satu-satunya yang ia miliki ludes dilalap si jago merah, Minggu (29/11/2020) malam.

Tetangga korban, Sihono (65), ketika dikonfirmasi, membenarkan peristiwa tersebut. Kebakaran itu berlangsung pada sekitar pukul 22.00 WIB. Api yang membakar rumah Paino cepat membesar karena material bangunan yang mudah terbakar.

"Rumahnya memang banyak terbuat dari dinding bambu,"ujarnya, Senin (30/11/2020), ketika dihubungi ke nomor pribadinya.

Sihono menambahkan, munculnya kobaran api diduga berasal dari sisa pembuatan arang yang belum sempurna mati, tetapi sudah dipindah ke teras rumah. Karena terkena angin, diduga api kemudian merambat ke dinding yang terbuat dari bambu (gedek).

Baca Juga: Detik-detik Terbakarnya Dua Rumah di Medan

Dwi menambahkan, saat kejadian, korban sedang tidak berada di rumah. Api berhasil dipadamkan sekitar 50 menit dengan bantuan tetangga sekitar rumah korban. Pemadaman dilakukan secara manual oleh warga dan relawan dengan menggunakan alat seadanya.

"Akibat peristiwa tersebut membuat rumah Paino terbakar 95 persen," paparnya.

Proses pemadaman memang hanya dilakukan secara manual, mengingat medan cukup sulit ditempuh dengan mobil pemadam kebakaran. Secara umum wilayah Tegalrejo memang berkontur perbukitan terjal.

Warga juga kesulitan mendapatkan air untuk memadamkan api karena Tegalrejo memang menjadi salah satu wilayah yang sulit mendapatkan air bersih di musim kemarau.

Tak ada sumber mata air yang bisa digunakan untuk memadamkan api.

Baca Juga: Dua Mahasiswa Pelaku Pembunuhan Sugiyanto Terancam Hukuman Mati

Kapolsek Gedangsari AKP Solekan membenarkan adanya kebakaran tersebut. Peristiwa diduga terjadi akibat kelalaian dari pemilik rumah, yang sehari-hari berprofesi sebagai pembuat arang kayu.

Sore hari, pemilik rumah memang memasukkan seluruh arangnya yang baru saja ia buat dari pekarangan ke dalam rumahnya.

Pemilik rumah tampaknya kurang waspada dan tidak mengetahui bahwa bara arang tersebut belum benar-benar padam.

"Karena tiupan angin, arang kemudian menyala dan menyambar dinding rumah yang terbuat dari bambu. Api cepat menjalar kebagian rumah yang lain," ujarnya.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut. Oleh karena itu, Soleh mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

Meskipun sudah memasuki musim penghujan, potensi kebakaran masih bisa terjadi.

Kontributor : Julianto

Load More