SuaraJogja.id - Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh berbagai pihak, khsusunya di dunia bisnis. Kesenjangan komunikasi dan produktivitas usaha menjadi hal yang paling disoroti belakangan ini.
Beberapa kebijakan, seperti pembatasan kehadiran karyawan, atau bahkan penerapan bekerja dari rumah akibat kasus Covid-19 yang belum melandai, memaksa penerapan teknologi menjadi hal yang wajib dimaksimalkan. Selain itu, kendala seperti keterbatasan biaya, sarana, dan prasarana teknologi, kehadiran platform teknologi yang mumpuni, menjadi hal yang diidamkan.
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta Ana Haryadi menyampaikan, setidaknya 70 persen pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah telah terdampak pandemi Covid-19. Menurutnya, pelaku usaha yang paling terdampak adalah pelaku usaha di bidang kerajinan tangan dan batik.
"Hal itu sebab segmen pasar kedua bidang tersebut berkaitan erat dengan wisatawan, sedangkan kondisi saat ini wisatawan masih minim," kata Ana saat dikonfirmasi awak media, Rabu (2/11/2020).
Merespons hal tersebut, Peneliti Sosial dan Komunikasi Devie Rahmawati menuturkan, sudah saatnya semua pihak mulai melakukan transformasi secara digital. Tidak hanya perusahaan besar atau korporasi bahkan perusahaan rintisan atau start up saja, UMKM pun harus mau memulai hal baru tersebut untuk beradaptasi.
"Masyarakat dalam bisnis dengan kondisi semcama ini harus berani keluar dari zona aman dan memulai transformasi cara bekerja dengan memanfaatkan platform digital yang sudah tersedia," ujar Devie.
Namun menuju ke sana, Devie mengatakan, dalam konteks individual ada tujuh hal yang kemudian menjadi temuan agar manusia bisa hidup di dunia dunia, offline dan online. Menurutnya hambatan tersebar justru datang dari teknologi itu sendiri
"Ternyata bukan pandemi Covid-19 atau virus corona yang membuat masyarakat tertekan atau stres, melainkan teknologi yang menjadi faktor utama dan pertama yang membuat orang merasa tidak mampu secara optimal masuk ke dunia online itu," jelasnya.
Menurut penelitiannya, saat ini masyarakat hanya menggunakan teknologi yang ada secara terbatas. Artinya masih banyak hal yang perlu didalami dan dieksplorasi terkait itu agar tidak menyusahkan diri sendiri akibat kurangnya pengetahuan atau pengalaman.
Baca Juga: Campervan: Tren Baru yang Jadi Peluang Bisnis saat Pandemi
Bahkan ketika, seseorang telah cukup paham dengan teknologi yang ada dihadapannya masib tetap muncul kendala lain. Salah satunya banyaknya aplikasi yang harus digunakan dalam satu media tertentu.
Peralihan dari satu aplikasi ke aplikasi lain pun menimbulkan distraksi yang dapat menurunkan produktivitas. Menurutnya dibutuhkan sebuah aplikasi mobile dan berbasis web yang terintegrasi sehingga produktivitas dapat terus ditingkatkan.
"Bayangkan saja kalau mahasiswa atau pekerja yang sudah stres duluan karena tidak bisa menggunakan suatu aplikasi. Belum masuk ke materi atau substansinya, itu jadi kendala yang perlu diperhatikan," sebutnya.
Disampaikan Devie, bahwa nantinya di era modern ini akan muncul orang-orang yang sangat super karena hidup di dalam dunia tadi. Oleh karena itu dibutuhkan juga sarana dan prasarana serta platform yang super juga mendukung kinerja dan produktivitas tersebut.
"Semoga ini ahli-ahli teknologi bisa melahirkan aplikasi-aplikasi super tadi agar bisa mendukung produktivitas kita baik secara pribadi maupun organisasi dapat terus terasah dan mumpuni," terangnya.
Menurutnya bencana pandemi Covid-19 bukan berarti menolak kemajuan teknologi yang ada. Namun hanya belum menemukan kondisi yang sesuai atas hal tersebut untuk bisa beradaptasi.
Berita Terkait
-
Campervan: Tren Baru yang Jadi Peluang Bisnis saat Pandemi
-
Seniman Wayang Uwuh: Berkarya dan Peduli Lingkungan di Tengah Pandemi
-
Kerajinan Bambu Sepi Peminat, Ninik Ganti ke Rotan agar Dapur Tetap Ngebul
-
Usia Pengguna Media Sosial di RUU PDP Dibatasi 17 Tahun
-
Kenapa Usia Pengguna Medsos di RUU PDP Dibatasi 17 Tahun?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi