SuaraJogja.id - Berubahnya peta epidemiologi wilayah Kabupaten Sleman menjadi zona merah akibat lonjakan kasus Covid-19 menimbulkan efek domino. Salah satu yang menjadi perhatian adalah menipisnya ketersediaan ruang ICU khusus Covid-19 di Sleman.
Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo menyampaikan bahwa berdasarkan data yang diterima dari Satgas Covid-19 Sleman per Rabu (2/12/2020) kemarin, terdapat 648 kasus Covid-19 yang masih aktif. Dari jumlah itu, sebanyak 175 pasien menjalani rawat inap atau isolasi di rumah sakit.
Sementara, sisanya dibagi menjadi dua tempat perawatan isolasi. Sebanyak 65 pasien menjalani perawatan di Asrama Haji Sleman, sedangkan untuk 23 pasien harus diisolasi di Rusunawa Gemawang.
"Saat ini sisanya ada yang sudah menjalani rawat inap dengan isolasi mandiri di rumah masing-masing," kata Joko saat dikonfirmasi awak media, Kamis (3/12/2020).
Baca Juga: Boleh atau Jangan Dulu Berwisata ke Kota Bandung? Warganet Bingung
Dijelaskan Joko, dari total kasus tersebut, setidaknya 1,3 persen saja pasien yang masuk dalam kategori kritis. Kondisi itu membuat pasien wajib menjalani perawatan khusus di fasilitas yang juga khusus untuk melayani pasien Covid-19.
"Di Sleman sendiri hanya ada 11 ICU khusus Covid-19. Kalau ditambahkan dengan RSUP Sardjito, maka jumlahnya menjadi 24 ICU untuk perawatan khusus Covid-19," paparnya.
Menurutnya, dengan kondisi saat ini, jika dilihat secara keseluruhan, kapasitas ICU khusus Covid-19 di Sleman atau DIY memang terbatas. Namun Joko mengaku, Pemkab Sleman kemungkinan belum akan membangun fasilitas tambahan dalam waktu dekat.
"Kita memang membutuhkan fasilitas ICU khusus untuk pasien Covid-19, tapi kalau mau dibangun sekarang pun tidak memungkinka. Pasti juga nanti akan kekurangan tenaga medis, baik dokter atau perawatnya," ucapnya.
Joko menerangkan bahwa kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Sleman didominasi pasien bergejala ringan dengan presentase 93 persen. Sedangkan untuk asimptomatik atau pasien tanpa gejala mencapai 74 persen atau 400 pasien lebih.
Baca Juga: Sleman Jadi Zona Merah Membara Covid-19, Ini Penjelasan Dinkes
"Penambahan kasus mayoritas juga masih dari luar. Artinya disebabkan oleh perjalanan atau ada kunjungan dari luar daerah," terangnya.
Berita Terkait
-
Boleh atau Jangan Dulu Berwisata ke Kota Bandung? Warganet Bingung
-
Sleman Jadi Zona Merah Membara Covid-19, Ini Penjelasan Dinkes
-
Opsi PSBB Kota Bandung Dibahas Siang Ini, Ini Bocorannya
-
Gubernur Jabar Minta Warga Luar Kota Tak Kunjungi Bandung Raya Sementara
-
Pemkot Bandung Tentukan akan Berlakukan PSBB atau tidak Besok
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
Terkini
-
Duh! Ricuh dengan Pelanggan di Sleman, Mobil Polisi Dirusak Ratusan Driver ShopeeFood
-
Kronologi Amuk Massa Ojol di Sleman, Dari Pesanan ShopeeFood Telat hingga Perusakan Mobil Polisi
-
Terjadi Kericuhan di Jalan Godean, Massa Rusak Satu Buah Mobil di Sleman
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi