SuaraJogja.id - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman diperkirakan ada jutaan orang tanpa gejala atau OTG yang tidak terdeteksi dalam gelaran pilkada serentak 2020.
"Diperkirakan ada setidaknya 2,4 juta OTG tidak terdeteksi terlibat dalam proses pilkada ini," kata Dicky kepada Suara.com, Rabu (9/12/2020).
Selain itu, Dicky juga menilai minimnya program testing dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2020. Menurutnya, testing itu bisa dilakukan minimal sehari sebelum hari pencoblosan.
Lalu, Dicky juga sempat memantau pula pelaksanaan Pilkada di sejumlah daerah yang disiarkan melalui media. Ia melihat kurangnya pencegahan dan mitigasi seperti interaksi manusia, kontaminasi serta paparan di TPS.
"Potensi lonjakan kasus dan dampaknya umumnya terlihat jelas sebulan kemudian. Itu terjadi untuk setiap mobilisasi massa yang besar," ujarnya.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 memaparkan hasil monitor kedisiplinan protokol kesehatan di Tempat Pemungutan Suara/TPS penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020. Rata-rata TPS yang terpantau telah menjalani protokol kesehatan Covid-19.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan terdapat 6.200 TPS yang datanya diberikan kepada Satgas Covid-19.
"Ini kita melihat pertama, apakah TPS menyediakan fasilitas cuci tangan, menggunakan sabun dan air mengalir, ini 90 persen sudah ada, sisanya masih belum," kata Dewi dalam konferensi pers virtual, Rabu (9/12).
"Handsanitizer tersedia lebih dari hampir 90 persen di tempat pemilihan," tambahnya.
Baca Juga: Epidemiolog: Tak Ada Calon Kepala Daerah Janji Tangani Pandemi Covid-19
Kemudian untuk petugas di TPS juga dianggap telah mengingatkan pemilih untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Penggunaan sarung tangan baik oleh petugas dan pemilih juga diterapkan lebih dari 91 persen.
"Selanjutnya adalah apakah seluruh petugas menggunakan masker, ini pelaporan di lapangan 95 persen lebih TPS sudah menerapkan face shield ini di angka 93 persen. Sekitar 80 persen ada bilik khusus, 20 persen ini belum tersedia ruang bilik khusus untuk pemilih yang bersuhu di atas 37,3 derajat celsius," jelasnya.
"Ketersediaan petugas dengan APD lengkap ini digunakan untuk mendampingi pemilih dengan suhunya tinggi ini tersedia di 65 persen tempat TPS, sisanya belum lengkap," tuturnya.
Berita Terkait
-
Pilkada Belum Berakhir, Doni ke Satgas Covid: Jangan Kendor, Selalu Nyinyir
-
Dua Minggu Ditutup, Sekolah di New York Dibuka Kembali
-
Hari Pencoblosan, Angka Kematian Corona Indonesia Cetak Rekor Tertinggi
-
Mona Ratuliu Senang 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sudah Tiba di Indonesia
-
Satgas Covid-19: Kepatuhan Masyarakat Terapkan Protokol Kesehatan Menurun
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia
-
Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota
-
Dua Bulan Berlalu, Kasus Makam Diplomat Diacak-acak 'Ngambang', JPW Desak Polisi Tindaklanjuti