SuaraJogja.id - Universitas Aisyiyah Yogyakarta membagikan perbincangan dalam bentuk Podcast berjudul Sisi. Pada episode Sisi ke 63, membahas mengenai aktivitas salah satu warga yang diisolasi di shelter UNISA, Dyah Utami. Miliki pengalaman unik, Dyah Utami jalani pernikahan selama berada di ruang isolasi, meskipun berbeda ruangan dengan suaminya.
Terpapar covid-19, Dyah Utami baru saja pulang dari shelter isolasi setelah hasil swabnya negatif. Selama dirawat, Dyah memiliki pengalaman yang unik. Berada di ruang isolasi, Dyah memberanikan diri mengambil langkah menikah secara jarak jauh. Diakui, jika dua minggu sebelum menikah, ia sudah bertugas di bangsal isolasi covid sebagai tenaga kesehatan.
Ia memiliki rencana untuk menikah pada tanggal 5 Desember 2020. Selesai bertugas di bangsal covid, Dyah diminta untuk melakukan swab test terlebih dahulu sebelum bisa berkumpul dengan keluarga. Dua hari sebelum menikah, hasil swab test keluar dan dinyatakan positif covid-19. Padahal Dyah sendiri sudah berada di rumah.
"Syok banget, gak nyangka. Saya yang notabene gak punya gejala apa-apa juga, kelihatannya sehat tapi ternyata saya positif," ujar Dyah.
Setelah menerima hasil tersebut, Dyah mengaku sempat bingung harus seperti apa. Ia kemudian dihubungi oleh Satgas Covid-19 dari RS PKU Muhammadiyah. Ada tiga solusi yang ditawarkan, yakni pertama isolasi di dalam rumah dan tetap mengikuti akad dari dalam kamar. Kedua menunda pernikahan hingga satu minggu dan terakhir karantina di shelter UNISA.
Dengan mempertimbangkan keselamatan anggota keluarga lainnya, Dyah memilih untuk melakukan isolasi di shelter UNISA. Dyah berangkat dari rumahnya pukul 23:30 WIB dan tiba di shelter pukul 00:30 WIB. Sudah melakukan berbagai persiapan untuk pernikahan, Dyah mengaku sedih harus mengisolasi dirinya.
Pertama sampai, ia bingung harus berbuat apa. Sebab, segala persiapan di rumah sudah selesai namun takdir berkata lain. Sesuai dengan rencana, Dyah tetap melangsungkan pernikahan pada tanggal yang sama sesuai rencana awal. Setelah menerima hasil swab tersebut, Dyah harus memberikan pengertian dan membesarkan hati orangtuanya untuk menerima kondisi saat itu.
"Sedih pastinya. Sudah jadi resiko tenaga medis, jadi beliau bisa memaklumi," ujar Dyah.
Selain orangtua, calon suami Dyah juga sedih saat ia dinyatakan positif dan harus menjalani isolasi di shelter UNISA. Namun, karena sudah menjadi resikonya sebagai tenaga medis, akhirnya pria yang sudah sah menjadi suaminya itu bisa memaklumi kondisi Dyah. Beruntung, semua orang disekitarnya memberikan dukungan untuk bisa melanjutkan pernikahan.
Baca Juga: Satgas Minta Kepala Daerah Contoh Lurah Cipete Utara Tertibkan Kerumunan
Dyah dan suami akhirnya bisa melangsungkan pernikahan secara virtual. Dirinya berada di ruang isolasi, sementara sang suami berada di kediamannya. Meski harus menjalani isolasi, Dyah mendapatkan dukungan dari rekan-rekan yang juga isolasi di tempat itu untuk memenuhi kebutuhan mulai dari peralatan hingga rias pengantin.
Meski sederhana, namun sangat berkesan bagi Dyah karena banyaknya orang yang memberikan dukungan untuk dirinya. Ia juga mendapatkan pinjaman kebaya dari pegawai rumah sakit. Saat hari pernikahan, Dyah bersyukur bisa berjalan dengan lancar. Selama dua jam acara ijab kabul tersebut berlangsung secara daring.
Sejak menikah, Dyah dan suami hanya berkomunikasi secara daring. Namun, beberapa hari sebelumnya sang suami juga sempat menjenguk dirinya di shelter. Meski hanya bisa memandang dari jauh namun Dyah nampak senang dengan kedatangan belahan jiwanya itu.
"Beliau cuma minta semoga cepet sembuh, cepet pulang. Supaya bisa kumpul sama-sama. Yang sabar, yang ikhlas semua sudah takdir Allah," ujar Dyah.
Hanya sebentar saja, apa yang disampaikan suaminya membuat Dyah tersentuh. Selama berada di tempat isolasi, Dyah menyampaikan bahwa kegiatan dari subuh hingga malam sudah terjadwal dengan baik. Selain salat yang dijalankan secara berjamaah, ada juga kegiatan olahraga yang bisa dilakukan bersama. Sebagai orang sakit, Dyah memiliki jadwal aktivitas yang padat selama isolasi.
Sejauh ini Dyah menyampaikan jika semua fasilitas di shelter tersbeut sudah terpenuhi. Setiap hari juga, ia bisa melakukan cek kesehatan secara mandiri sehari dua kali. Setelah cek kesehatan, pasien diberikan link untuk melaporkan kondisi masing-masing. Selain fisik, secara batin dan fikiran juga harus dijaga untuk bisa segera pulih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Jogja Diserbu Wisatawan Pasca Banjir Bali, PHRI Ancam Sanksi Tegas Hotel "Nuthuk" Harga
-
3 Pendaki Ilegal Masuk Gunung Merapi, Satu Berhasil Selamat, Dua Masih Dicari
-
Banjir Merenggut Sawah dan Rumah, Mahasiswa Sumatera dan Aceh di Jogja Berjuang Bertahan Hidup
-
3.000 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Nataru, Siagakan 20 Pos Operasi Lilin Progo 2025
-
Lewat Jalan Sehat, BRI Group Himpun Dana Kemanusiaan untuk Pemulihan Sumatra