Komunitas Djogja Dolanan Doll saat mengadakan pameran di Hartono Mall Yogyakarta, Minggu (27/12/2020). (Suarajogja.id/Nur Khotimah)
"Dari grup WA (WhatsApp) itu anggotanya 42, tapi memang yang aktif, maksudnya kayak ikut Doll Meet, terus ikut pameran, itu ya separuhnya aja sih. Tapi ngobrol di grup kita aktif," imbuh Retni tentang anggota mereka.
Lebih lanjut, Retni dan Yan membagikan cerita tentang perjuangan melengkapi koleksi boneka mereka. Ternyata anggota Djogja Dolanan Doll sampai berburu ke luar negeri demi mendapat boneka terbaru.
Dua negara yang sering diincar oleh anggota komunitas ini adalah Jepang dan Amerika Serikat. Mereka kadang harus meminta tolong teman-teman di luar negeri untuk membelikan boneka yang tidak dijual di Indonesia.
Baca Juga: Kemuning Kembar, Memadukan Psikologi dan Pendidikan dengan Budaya
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip