SuaraJogja.id - Menkopolhukam Mahfud MD resmi membubarkan organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) di Jakarta pada Rabu (30/12/2020). Imbasnya, sejumlah atribut milik FPI di Petamburan, Jakarta mulai dicopot dan dijaga oleh aparat kepolisian.
Hal yang sama dilakukan di Markas Besar FPI DIY-Jateng, yang berada di perbatasan antara Kabupaten Sleman dan Bantul. Sebelum dicopot, papan plang FPI yang terletak di Jalan Wates, Pedukuhan Ngaran, Kalurahan Balecatur, Kapanewon Gamping, Sleman itu ditutup dengan cat semprot hitam.
Dari pantauan SuaraJogja.id di lapangan, Kamis (31/12/2020), aparat kepolisian dan TNI berjaga di lokasi pada pukul 09.45 WIB. Pada pukul 10.40 WIB, dua orang ditugaskan menutup plang bertulis FPI Front Pembela Islam termasuk lambang yang tertera di papan tersebut.
Sebanyak dua papan plang yang ada di gapura masuk Pedukuhan Ngaran dan sisi selatan Jalan Wates dicat.
Saat menutup papan plang di sisi selatan, yang tingginya mencapai 7 meter, aparat meminta sebuah truk tronton berhenti untuk dijadikan sebagai tempat memanjat untuk menutup tulisan Markas Besar FPI Yogyakarta.
Kapolsek Gamping Kompol Herubertus Aan Andrianto menjelaskan, kegiatan pengecatan dan penurunan atribut itu sesuai dengan surat keputusan MK yang melarang aktivitas FPI.
"Sesuai surat keputusan bersama dari pemerintah tentang larangan penggunaan simbol, atribut dan aktivitas FPI, kegiatan ini kami lakukan," terang Aan, ditemui wartawan di Jalan Wates, Kamis.
Aan melanjutkan, ada 20 personel gabungan yang terdiri dari Satpol PP Gamping, Koramil, dan Polsek Gamping yang melakukan kegiatan penurunan atribut.
"Kami sudah koordinasi dengan Haji Bambang Tedi [mantan Ketua FPI DIY-Jateng]. Nanti beliau yang menurunkan atribut yang masih tersisa di wilayahnya," ungkap Aan.
Baca Juga: Amnesty International: Pembubaran FPI Berpotensi Berangus Kebebasan Sipil
Setelah penurunan itu, lanjut Aan, tidak ada pengamanan khusus di wilayah Ngaran. Ia mengungkapkan bahwa hingga kini tidak ada kegiatan FPI di wilayah Gamping yang menyebabkan situasi memanas.
"Oh tidak [dilakukan pengamanan], di sini sudah lama artinya kondusif. Tidak ada gangguan Kamtibmas," jelasnya.
Terpisah, mantan Ketua FPI DIY-Jateng Bambang Tedi menjelaskan akan mengikuti aturan pemerintah. Dia mengaku menerima pembubaran FPI dari pemerintah.
"Jika keputusan pemerintah kemarin, saya legawa karena wewenangnya pemerintah. Jadi mau apa lagi kita? Jika sudah dibubarkan, ya sudah dibubarkan," kata dia.
Bambang menjelaskan, penurunan atribut di markas yang dia pimpin sudah dikoordinasikan dengan aparat setempat. Pihaknya juga sudah memberi perintah agar tidak ada anggota FPI DIY-Jateng yang menghalangi pencopotan atribut di markas Gamping, Sleman.
"Sudah koordinasi, sebagai warga Indonesia ya taat pada hukum. Jika sudah jadi ormas terlarang dan dibubarkan ya sudah. Saya minta semuanya harus legowo, memang rencananya ada ribuan (anggota FPI) yang mau datang hari ini. Tapi saya larang. Karena nanti malah kita yang kena batunya," ujar dia.
Berita Terkait
- 
            
              Amnesty International: Pembubaran FPI Berpotensi Berangus Kebebasan Sipil
- 
            
              Polemik Pembubaran FPI: "Hukum Oknumnya, Bukan Bubarkan Organisasinya"
- 
            
              Ditanya Soal Pembubaran FPI, Begini Respon Komnas HAM
- 
            
              FPI Dibubarkan, Politikus PAN Ini Hormati Keputusan Pemerintah
- 
            
              FPI Dibubarkan Pemerintah, NU Siak: Kado Terindah untuk Keutuhan NKRI
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Dinkes Sleman Sebut Tren Kasus ISPA Naik, Sepanjang 2025 Tercatat Sudah Capai 94 Ribu
- 
            
              Mengatur Cash Flow Rumah Tangga: Kenapa Token Listrik Perlu Masuk Daftar Prioritas
- 
            
              Ramai Motor Mogok Massal di Jawa Timur, Pakar Sebut Tak Terkait Campuran Etanol di Pertalite
- 
            
              Dear Presiden Prabowo, Judol Ancam Program Pro-Rakyat, Terbitkan PP PSE!
- 
            
              Bantul Rombak Pejabat Tinggi! Ini Alasan dan Janji Bupati Soal Pelayanan Publik