SuaraJogja.id - Epidemiolog Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM Riris Andono Ahmad mengungkapkan, saat ini transmisi persebaran COVID-19 masih sangat tinggi. Doni pun berharap, pemerintah memikirkan kembali untuk dibukanya pembelajaran tatap muka.
"Pembelajaran sebaiknya masih dilakukan secara online, mengingat masih ada orang tua yang setuju dan tidak setuju dengan adanya pembelajaran tatap muka. Jika tetap dilakukan, dikhawatirkan akan ada klaster baru COVID-19 di sekolah," tuturnya kala dihubungi pada Senin (4/1/2021).
Ada pertanyaan besar yang harus dijawab masyarakat, lanjut dia, yakni siap atau tidaknya keluarga dalam menerima konsekuensi jika orang terdekat sudah terkena COVID-19.
"Banyak terjadi, masyarakat percaya akan adanya COVID-19 saat orang terdekat sudah terpapar," jelas Doni.
Lebih jauh ia menyatakan, penambahan kasus COVID-19 di Indonesia masih belum usai. Menurut dia, jika ingin menghentikan persebarannya, pemerintah harus tegas menghentikan aktivitas sebagian masyarakat.
Doni menyebutkan, pemerintah tidak harus menerapkan sistem lockdown. Masyarakat hanya perlu membatasi aktivitas dan melakukannya di rumah.
"Seperti masa awal pandemi, masyarakat bisa bekerja, sekolah, dan beribadah di rumah. Ada mobilitas yang dibatasi, hanya sektor penting, seperti fasilitas kesehatan, bisa tetap dijalankan," kata Doni.
Ia menyatakan, banyaknya fasilitas kesehatan yang sudah mulai penuh untuk penanganan COVID-19 menunjukkan ketidakseriusan dalam mengendalikan transmisi. Jika rumah sakit dinilai sebagai benteng pertahanan terakhir, akan sia-sia jika kekuatan benteng seperti adanya tempat tidur kritikal dan non-kritikal mulai penuh.
"Ditambah dengan tenaga kesehatan yang akan kelelahan secara fisik dan mental serta menyebabkan sakit bahkan meninggal, juga akan membuat benteng pertahanan runtuh," ucapnya.
Baca Juga: OPINI: Isu Pembelajaran Tatap Muka Awal Tahun 2021, Apakah Efektif?
Doni menambahkan, jika faskes tidak bisa menampung pasien dan tidak ada tenaga yang merawat, penularan makin tidak terkendali. Angka kematian tinggi dan justru bisa menyebabkan ekonomi kolaps.
"Liburan lalu, perputaran uang disebutkan mencapai Rp14 miliar di Jogja. Namun, pemerintah harus melihat, apakah angka tersebut sebanding dengan biaya perawatan dan penanggulangan COVID-19 yang telah dikeluarkan oleh pemerintah mendatang," ucapnya lagi.
Sebelumnya, Kepala Disdik Sleman Ery Widaryana mengaku, pihaknya siap melaksanakan pembelajaran secara tatap muka pada 2021.
Meskipun demikian, Disdik Sleman tetap masih menunggu kebijakan dari pemerintah setempat, mengingat pandemi COVID-19 di Sleman masih memiliki kasus positif yang cenderung naik.
Jika benar-benar dilaksanakan, kemungkinan tatap muka akan dimulai pada Februari atau bulan setelahnya. Namun lagi-lagi, bila sudah ada kebijakan resmi dari pihak Pemda DIY maupun Bupati Sleman.
"Sekolah-sekolah [di Sleman] persiapan terus," ujarnya.
Berita Terkait
-
OPINI: Isu Pembelajaran Tatap Muka Awal Tahun 2021, Apakah Efektif?
-
575 Sekolah di Kota Padang Belajar Tatap Muka Hari Ini, Siswa Senang
-
Pemkot Balikpapan Masih Pertimbangkan Penundaan PTM
-
Sekolah Dibuka Lagi saat Pandemi Corona, Kemendikbud Lempar ke Pemda
-
Masih Pandemi, Sekolah Tatap Muka di Pontianak Ditunda
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mahfud MD: Biarkan Prabowo Olah Komite Reformasi Polri, KPK Lebih Baik Panggil Orang Ini Soal Whoosh
-
Terungkap di Depan Tokoh Nasional, Sultan HB X Sentil Etika Pejabat dan Masa Depan Demokrasi
-
3 Link DANA Kaget Hari Ini, Anti Gagal Klaim Saldo Gratis untuk Warga Jogja
-
Kantor Kemenkumham DIY Mau Dibangun di Mana? Paku Alam X Beri Bocoran Lokasinya
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal