Hampir delapan pekan berlalu sejak penetapan kenaikan status tersebut, Gunung Merapi masih belum menunjukkan aktivitas yang begitu besar. Justru dalam beberapa waktu terakhir BPPTKG mencatat terjadi penurunan aktivitas Gunung Merapi dalam periode pemantauan yang dilakukan pada 3-17 Desember 2020 lalu.
Merapi masih mengancam
Kepala BPPTKG Hanik Humaida, menyebut kondisi Gunung Merapi saat ini bisa dibilang terus menunjukkan peningkatan aktivitas. Hal ini tampak dari deformasi Gunung Merapi yang terus terjadi dengan besaran yang fluktuatif. Beberapa waktu lalu bahkan sempat tercatat penuruan dari rata-rata 12 cm menjadi 9 cm.
Lebih jauh, ia menyebutkan bahwa saat ini magma masih terus berjalan menuju permukaan.
Baca Juga: Berstatus Siaga, Merapi Menunjukan Peningkatan Aktivitas
"Tidak semata-mata ancaman bahaya tidak ada. Magma juga masih terus berjalan ke permukaan, dapat dilihat salah satunya dari deformasi yang masih berlangsung," tuturnya.
Hal-hal itu yang membuat sampai saat ini BPPTKG belum bisa memprediksi bahkan memastikan kapan tepatnya gunung api yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jateng itu bakal melangsungkan erupsinya. Begitu juga dengan pertimbangan penurunan status Merapi dari Siaga kembali ke Waspada belum akan dilakukan.
Pengamatan yang dilakukan BPPTKG melalui satelit juga menunjukkan perubahan morfologi kawah dinding Gunung Merapi. Perubahan itu terus saja terjadi akibat dari proses guguran atau runtuhan sisa kubah lava yang ada.
Dipaparkan perubahan morfologi itu terjadi dalam beberapa bentuk mulai dari pengangkatan permukaan kawah, lalu ada juga dengan rekahan di tebing dan dinding kawah yang semakin melebar. Serta masih ditambah dengan perubahan morfologi karena intensitas guguran yang tinggi.
Dengan kondisi Merapi yang masih fluktuatif tersebut, Hanik meminta pengungsi untuk tetap bersabar. Sebab, ia tekankan meskipun aktivitas Merapi naik turun namun potensi bahaya masih tetap sama.
Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan Material Diduga Lava Pijar
"Karakter antara erupsi Merapi dari tahun ke tahun antara yang satu dengan yang lain tentu tidak sama. Sampai sekarang masih terus kita pantau. Semoga masyarakat bisa bersabar," kata Hanik.
Berita Terkait
-
Kunjungi Pos Pengungsian Korban Banjir di GOR Otista, Pramono Anung ke Anak-anak: Gimana Senang?
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
-
Repatriasi Massal Pertama di Al-Arisha: Akankah Disusul Kamp Pengungsian Suriah Lainnya?
-
5 Manfaat Tersembunyi Minyak Wijen, Ketahui Cara Memilih yang Berkualitas
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin