Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 15 Januari 2021 | 15:40 WIB
Perahu bersandar dengan latar belakang awan hitam di kawasan Setu Cikaret, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/12/2020). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]

Joko mengungkapkan telah mempersiapkan program penataan aliran permukaan dan bantuan material talud untuk mengantisipasi ancaman longsor di seputaran Prambanan. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2021 pun telah diajukan yang rencananya di awal tahun ini pengadaan selesai dilakukan.

"Kita sudah lakukan pemasangan sensor curah hujan, arah angin, dan kelembaban udara, dan pergerakan tanah di Gayamharjo, Wukirharjo, Sambirejo. Lalu di Madurejo kami punya pantauan di tebing Kali Opak, yang akan kita kerjasamakan dengan BBWSO, karena sungainya masuk wilayah BBWSO," jelasnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyanto, menyebutkan pihaknya akan selalu bersiaga selama 24 jam penuh setiap hari. Persiapan logistik dan peralatan yang dibutuhkam pun sudah dilakukan, termasuk ganti rugi untuk korban yang terdampak bencana nantinya.

“Masyarakat yang terdampak bencana akan mendapat bantuan 80 persen dari nilai kerusakan. Kalau rusak berat, bantuannya bisa sampai 30 juta rupiah," kata Joko Supriyanto.

Baca Juga: Tak Ada Sanksi, Ini Cara Dinkes Sleman Atasi Penolak Vaksin Covid-19

Load More