SuaraJogja.id - Ketua Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menjelaskan kondisi Gunung Merapi saat ini. Dilihat dari hasil pengamatan dengan 17 indikator yang dimiliki, kemungkinan erupsi efusif lebih besar dari tiga kemungkinan lainnya. Sejauh ini, potensi bahaya juga disebutkan mengarah ke arah barat daya.
Dari data seismogram yang direkam sejak 14 Januari 2021 hingga saat ini, terlihat adanya peristiwa guguran di kawasan Gunung Merapi. Hanik menyebutkan bahwa sampai saat ini yang mendominasi adalah aktivitas guguran. Pada saat terjadi banyak guguran, pihak BPPTKG melakukan pantauan energi yang dimiliki gunung berapi tersebut.
Secara visual, teramati bahwa saat itu guguran dominan terjadi di wilayah barat. Selama erupsi, data guguran merupakan data pemantaun yang penting untuk mencerminkan perkembangan erupsi. Saat ini jumlah guguran sendiri terus dalam keadaan yang cenderung meningkat. Dari sisi morfologi, perubahan yang signifikan terjadi di bagian barat daya.
"Ini karena ada pertumbuhan kubah lava di sebelah sini. Kemudian jumlah dari kubah lava yang ada di sini ini sekarang per tanggal 21 sebesar 104.000 meter kubik," terang Hanik dalam teleconference, Jumat (22/1/2021).
Baca Juga: Lokasi Pemakaman Angga, Korban Sriwijaya Air Asal Padang Masih Dirundingkan
Sedangkan dari sisi tenggara, pihaknya melihat belum adanya perubahan. Meski begitu, Hanik mengaku pihaknya harus tetap berkonsentrasi dalam hal pemantauan aktivitas yang terjadi di dalam kawah.
Data seismik sejak tanggal 12 Januari 2021 menunjukkan terjadi penurunan internal yang drastis lebih dari 30 kali per harinya. Begitu juga dengan aktivitas deformasi yang mengalami pemendekan jarak EDM melandai lebih dari 2 centimeter per harinya.
Data gas menunjukkan jika tanggal 7 Januari 2021, CO2 menurun mencapai lebih dari 550 ppm. Kegempaan internal, deformasi dan gas mengalami penurunan signifikan. Kegempaan RF tinggi merupakan cerminan aktivitas erupsi. Sintesa aktivitas vulkanik saat ini menunjukkan telah terjadinya erupsi. Yakni keluarnya magma dan terjadinya pelepasan tekanan yang tadinya mengarah ke barat.
Tidak ada tekanan magma berlebih yang mencerminkan tambahan suplai magma. Daerah potensi terancam bahaya saat ini mengarah ke barat daya. Kecepatan pertumbuhan kubah lava dari pantauan Jumat (22/1/2021) sebesar 19 ribu meter kubik per harinya dengan rata-rata 8,6 ribu per hari selama satu minggu. Jarak awan panas maksimal sejauh 1,8 km. Masih cukup jauh dari pemukiman yang berjarak 6,5 km.
"Sampai saat ini, probabilitas tertingginya adalah erupsi efusif dengan porsentase 43,2%. Namun demikian masih ada juga proses eksplosif kemungkinan dan juga crypto eksplosif dan juga kemungkinan berhenti juga," terang Hanik.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Kirim Bantuan untuk Korban Bencana Alam
Berdasarkan total distribusi probabilitas dari 17 indikator, probabilitas kelanjutan aktivitas saat ini dominan mengarah ke erupsi efusif sebesar 43,2%. Kondisi data pemantauan saat ini mengarahkan pada 4 kemungkinan kelanjutan aktivitas. Mulai dari erupsi yang bersifat efusif, eksplosif, crypto eksplosif dan juga intrusi. hasil pengamatan saat siaga secara visual dan instrumental terlihat kegiatan erupsi yang semakin nyata.
Untuk wilayah KRB I diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya, tidak melakukan kegiatan di lembah sungai. Kemudian di wilayah KRB II untuk mempersiapkan diri mengungsi. Sementara wilayah KRB III diminta untuk mempersiapkan proses evakuasi. Kedepannya jika ada kenaikan aktivitas lebih tinggi akan ada perubahan probabilitas yang harus dilakukan masyarakat sesuai aturan yang berlaku.
Dari semua hasil pengamatan tersebut, Hanik menyimpulkan jika erupsi sejak 4 Januari 2021 berupa eruspsi efusif. Berupa guguran lava dan awan panas sejauh maksimal 1800 meter dan dominasi luncuran sekitar 500 meter. sejak 7 Januari hingga 21 Januari 2021, terjadi setidaknya 25 kali luncuran awanpanas. Dengan jarak luncur yang belum mengancam pemukiman terdekat sejauh 6,5 km.
Seiring berlangsungnya aktivitas seismik, deformasi dan gas menurun secara signifikan kegempaan internal terjadi 12 kali perhari. Deformasi sudah berhenti sebanyak 1 milimeter per hari. Gas vulkanik karbohidrat saat ini sebanyak 500ppm dalam tren menurun. Kejadian guguran tinggi, dominan bersumber di lokasi erupsi.
"Dengan saat ini sudah erupsi dan cenderung bersifat efusif serta memperhatikan arah erupsi saat ini maka potensi daerahnya adalah ke arah barat daya," terang Hanik.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada setor Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau maksimal 3 km dari puncak Gunung Merapi. Evaluasi terhadap aktivitas akan rutin disampaikan setiap minggu, kecuali ada perkembangan mendadak.
Berita Terkait
-
Korban Kritis Akibat Gunung Lewotobi Laki-laki Harus Amputasi Kaki dan Alami Tangan Patah
-
Tebaru, Ini Jumlah Korban Letusan Gunung Lewotobi NTT
-
Ratusan Sekolah Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Mendikdasmen Sediakan Tenda Agar Siswa Tetap Belajar
-
Penerbangan di Bandara Gunung Lewotobi Masih Beroperasi, Tapi Tetap Waspada Abu Vulkanik
-
Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Banyak Alami Masalah Kulit dan Gangguan Pernapasan
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Selamat Ulang Tahun ke-101, Persis Solo!
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
Terkini
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini
-
Pakar hukum UGM Usul Bawaslu Diberi Kewenangan seperti KPK
-
Ini Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa pada Anak