Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 27 Januari 2021 | 12:27 WIB
Proses vaksinasi Covid-19 dr Tirta Mandira Hudhi di Puskemas Ngemplak II, Kabupaten Sleman, Kamis (14/1/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Ia sendiri mengakui, opsi vaksin mandiri perusahaan akan memberi efek yang bagus bagi investasi, tetapi di sisi lain, dengan dosis yang terbatas, sasaran vaksin menjadi tidak tepat.

"Kalau dibuka opsi vaksin mandiri perusahaan, memang bagus buat investment, jelas. Secara kacamata perdagangan, keren dong. Perusahaan A, vaksinasi, berarti karyawan K3-nya [keselamatan kesehatan karyawan] ditanggung dong, dan itu akan mencitra positif investor, jelas, tapi negatifnya, karena dosisnya terbatas, berarti perusahaan yang membeli ini akan mengurangi jumlah dosis yang lain," ungkap dr Tirta.

Mendengar penjelasan tersebut, Deddy Corbuzier lantas menanyakan seperti apa urutan yang dimaksud dr Tirta, apalagi jumlah penduduk di Indonesia mencapai 270 juta jiwa.

Bagi dr Tirta, masyarakat yang berhak mendapat vaksin terlebih dahulu adalah mereka yang tinggal di zona merah Covid-19.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Bakal Tembus 1 Juta, dr Tirta: Hari Ini akan Jadi Sejarah

"Yang duluan itu adalah orang-orang di daerah red zone, Pak. Cari 10 provinsi yang zona merah, ya mereka yang berhak duluan. Yang pertama kan nakes, kedua adalah kepala daerah, pejabat, ataupun orang-orang lapangan dan orang-orang lansia. Ketiga tuh guru lo, guru, guru dulu. Baru nanti setelah guru, dicari warga yang di red zone. Cari 10 kota yang red zone, itu yang harus divaksin duluan," terang dr Tirta.

Pria yang juga akrab disapa "Cipeng" ini menambahkan, jika pemerintah nekat membuka opsi vaksinasi mandiri perusahaan, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan mamin tergerus.

"Ini citra masyakrat jadi buruk. Kenapa aku harus ngomong kayak gini? Karena pemerintah memang mikirnya bagus ya untuk investor, tapi coba dipikir, trust issue masyarakat akan buruk, dan ini mencederai program vaksinasi itu sendiri," kata dia.

Sebagai tokoh yang dikenal dekat dengan pemerintah, opini dr Tirta itu membuat Deddy Corbuzier bingung, sehingga, sambil agak bercanda, ia bertanya, "Lu ini orang Menkes atau orang apa sih?"

Terhadap pertanyaan tersebut, dr Tirta menegaskan bahwa ia tak fanatik pada pemerintah karena memang ada sejumlah kebijakan yang perlu dikritik jika memberi dampak buruk pada rakyat.

Baca Juga: Jadi Trending Topic, Begini Kronologi Perseteruan dr Tirta dan Piel

"Ibaratnya, Menteri Kesehatan dan Pak Jokowi itu sopir, kita penumpang, ini mau salah arah, ya gue ingetin dong," katanya.

"Saranku kebijakan mandiri itu boleh kalau warga-warga red zone itu sudah mendapatkan vaksinasi," tambah figur publik yang rajin mengedukasi masyarakat soal Covid-19 dan vaksin di media sosial ini.

"Atau jumlahnya berlebih," timpal Deddy Corbuzier, yang oleh dr Tirta dijawab "iya."

TONTON VIDEONYA DI SINI.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Senin (25/1/2021), telah menegaskan tak ada komersialisasi vaksin Covid-19, termasuk vaksin mandiri untuk karyawan perusahaan di seluruh Indonesia.

Menurut Airlangga, baik vaksin dari pemerintah maupun mandiri disediakan gratis untuk masyarakat.

Load More