SuaraJogja.id - Wacana pemerintah untuk menyediakan opsi vaksinasi mandiri bagi perusahaan rupanya ditentang aktivis kesehatan Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta.
Pendapat kontranya itu ia sampaikan dalam video podcast yang ditayangkan kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Selasa (26/1/2021).
"Statement bahwa dibuka kemungkinan perusahaan untuk membeli vaksin mandiri bagi karyawannya," kata lulusan FKKMK UGM Yogyakarta ini.
Deddy Corbuzier lalu menyahut, berdasarkan obrolannya dengan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, jika wacana itu nanti direalisasikan, maka pengusaha yang punya uang bisa mendapat vaksinasi Covid-19 terlebih dahulu.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Bakal Tembus 1 Juta, dr Tirta: Hari Ini akan Jadi Sejarah
"Nah ini malah akan membuat enggak bagus," jawab dr Tirta.
Ia secara terang-terangan menyampaikan kritik terhadap pemerintah atas opsi tersebut karena vaksin tersedia dalam jumlah dosis yang terbatas.
"Walaupun aku lumayan dekat lah sama Pak Menteri atau lumayan dekat sama pemerintah, tapi aku kritis di sini. Aku bilang sama Pak Menkes, "kalau sampai perusahaan diizinkan beli vaksin sendiri gratis, berarti istilahnya, pengusaha yang punya uang yang bisa beli vaksin. Nah vaksin ini tuh dosisnya terbatas lo,"" tuturnya.
Deddy Corbuzier lantas membalas, "Lah kan yang punya uang yang bisa beli vaksin, yang enggak punya uang digratisin, udah dong?"
Ternyata, menurut penjelasan dr Tirta, konsep yang diutarakan Deddy Corbuzier tidak benar.
Baca Juga: Jadi Trending Topic, Begini Kronologi Perseteruan dr Tirta dan Piel
"Bukan gitu. Kalau yang punya uang beli duluan, berarti akan ada orang yang dikorbankan karena vaksinnya terbatas," jelas dr Tirta.
Dirinya khawatir tujuan vaksinasi bergeser jika ada komersialisme di baliknya.
"Dan akhirnya bisa jadi perdagangan lagi kan?" tanya Deddy Corbuzier.
"Betul. Ini yang jadi enggak bagus di netizen dan rakyat," jawab dr Tirta.
"Jadi maunya lu semuanya gratis?" tanya Deddy Corbuzier lagi.
Pertanyaan itu lalu dibenarkan oleh pria kelahiran Surakarta tersebut. Ia menilai, seharusnya distribusi vaksin dilakukan sesuai urutan prioritas tanpa memandang sebesar apa perusahaan yang bisa membelinya.
Berita Terkait
-
Posting Vaksin Bisa Hancurkan Rakyat, Pegawai Honorer di Pontianak Diciduk
-
Nakes yang Disuntik Vaksin Covid-19 Masih Sedikit, Ini Penjelasan Jokowi
-
Ini Alasan Jokowi Pakai Singlet Saat Disuntik Vaksin Covid-19 Kedua
-
INFOGRAFIS: Vaksinasi Covid-19 Harus Diulang Setiap Tahun?
-
Positif Covid-19 Setelah Vaksinasi? Ini Penjelasan Dokter
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
- Berapa Harga Sepatu Hoka Asli 2025? Cek Daftar Lengkap Model & Kisaran Harganya
Pilihan
-
6 Pilihan Sepatu Lari Hitam-Putih: Sehat Bergaya, Terbaik untuk Pria dan Wanita
-
Pak Erick Thohir Wajib Tahu! Liga Putri Taiwan Cuma Diikuti 6 Tim
-
5 Rekomendasi Tas Sekolah Terbaik, Anti Air dan Tali Empuk Hindari Pegal
-
4 Rekomendasi HP Infinix Murah dengan NFC Terbaru Juli 2025
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Masih Lancar!
Terkini
-
Liburan di Kampung Main dari Pasar Wiguna x Wonderful Indonesia: Wadah Anak Bermain dan Belajar
-
AgenBRILink SDM Mart Dorong Pengembangan Usaha Masyarakat di Grobogan
-
Kesaksian Warga Soal Cekcok Order Kopi Berujung Ricuh, Driver Ojol Disebut Sempat Telat Berjam-jam
-
Polisi Pastikan Telusuri Provokator Aksi Massa Driver ShopeeFood di Sleman yang Berujung Ricuh
-
Duh! Ricuh dengan Pelanggan di Sleman, Mobil Polisi Dirusak Ratusan Driver ShopeeFood