Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 27 Januari 2021 | 17:58 WIB
Awan panas guguran terpantau keluar dari Gunung Merapi pada Rabu (20/1/2021). (ANTARA/HO/twitter BPPTKG)

Sementara, Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengungkapkan, sejak pukul 00.00-14.00 WIB, total Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali awan panas guguran dengan jarak luncur antara 500-3000 m ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.

Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo antara 15-60 mm dan durasi 83-197 detik.

Akibat dari kejadian awan panas guguran tersebut, sejumlah lokasi melaporkan hujan abu dengan intensitas tipis hingga tebal, seperti di Kecamatan Tamansari dan Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali dan beberapa lokasi di Kabupaten Klaten.

“Hujan abu dapat terjadi sebagai akibat dari kejadian awan panas guguran. Untuk itu masyarakat diharapkan untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik seperti dengan menggunakan masker, kacamata, dan menutup sumber air”, ungkap dia.

Baca Juga: Gunung Merapi Erupsi, 50 Warga Turgo Diungsikan Sementara

Hanik menambahkan, jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya yang direkomendasikan oleh BPPTKG–PVMBG-Badan Geologi, yaitu sejauh 5 km dari Puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang di rekomendasikan tersebut. 

Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan, di puncak Gunung Merapi.

“Potensi bahaya erupsi Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, yaitu meliputi Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih dengan jarak maksimal 5 km dari puncak. Sedangkan erupsi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan lontaran material vulkanik diperkirakan menjangkau radius 3 km dari puncak," tutupnya, dalam keterangan tertulis. 

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: Sirene Ngrangkah Berbunyi, Petugas Posko Gunung Merapi Turun ke Zona Aman

Load More