Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 29 Januari 2021 | 15:40 WIB
Kondisi beberapa warga Dusun Turgo yang berada di barak pengungsian Purwobinangun, Jumat (29/1/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Diceritakan Muriyem, mengungsi akibat aktivitas Gunung Merapi yang meningkat bukan pertama kali ini ia alami. Bahkan pada erupsi tahun 2010 lalu ia sekeluarga harus mengungsi hingga di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

"Kalau dicari nyamannya ya nyaman yang sebelum ada pandemi Covid-19. Itu nyamannya, cuma kalau secara keseluruhan, misalkan sekarang tidak ada pandemi ya lebih nyaman sekarang," tandasnya.

Sementara itu Jogoboyo atau Kepala Urusan Pemerintahan Kalurahan Purwobinangun Nurhadi, mengatakan hingga Jumat (29/1/2021) pukul 12.00 WIB siang, jumlah warga di barak pengungsian Purwobinangun tercatat sebanyak 130 orang. Terdiri atas laki-laki sebanyak 47 orang dan perempuan 83 orang.

"Untuk kelompok rentan jumlahnya 78 orang," kata Nurhadi.

Baca Juga: Satu Relawan yang akan Bertugas di Barak Purwobinangun Positif Covid-19

Nurhadi menyebut pihaknya telah menyiapkan sarana dan prasarana terkait dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di barak pengungsian Purwobinangun. Mulai dari penyediaan tempat cuci tangan, thermo gun untuk pengecekan suhu hingga penyekatan barak pengungsian untuk warga.

“Nanti juga akan ada petugas dari Dinkes Sleman yang mengawasi di barak pengungsian. Tugasnya menjaga dan memastikan yang didalam tetap sehat,” tandasnya.

Load More