Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 01 Februari 2021 | 13:46 WIB
Kakak ipar korban insiden hilangnya penambang pasir, Eko Murtoyo, memberi keterangan kepada wartawan di Pantai Depok, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Senin (1/2/2021). SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora

SuaraJogja.id - Seorang penambang pasir bernama Suhardi (43), yang hilang dalam kecelakaan laut di muara Sungai Opak, Bantul masih dalam pencarian oleh tim SAR, polisi, dan sejumlah relawan. Satu penambang lainnya bernama Waluyo berhasil selamat dan ditolong oleh seorang relawan di sekitar lokasi kejadian.

Hendri Triyono, relawan SAR yang menolong Waluyo, harus bertaruh nyawa. Pasalnya, dia memilih menerjang gelombang laut daripada berenang ke tepian di sekitar muara sungai.

"Lokasi kejadian itu merupakan pertemuan antara laut dan muara. Pukul 05.00 WIB, kondisi laut masih surut, tetapi kondisi aliran muara menjadi deras, sehingga berbahaya beraktivitas di sana," kata Hendri, ditemui wartawan di Pantai Depok, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Senin (1/2/2021).

Hendri menjelaskan, awalnya dia mendapat telepon dari rekannya di tempat penambangan pasir muara sungai Opak, yang diduga ilegal itu.

Baca Juga: Sedang Menambang Pasir, 1 Pekerja Hilang Terseret Muara Sungai Opak

"Saya dihubungi rekan saya, ada satu kapal yang tenggelam di muara sungai. Ada dua orang yang ada di kapal saat saya menerima laporan tersebut," kata Hendri.

Selanjutnya, dia mengambil pelampung dan menuju lokasi kejadian. Namun saat tiba di lokasi, Hendri hanya menemukan satu orang yang masih bertahan di atas kapal yang sempat tenggelam.

"Satu orang lainnya [Suhardi] memilih menyelamatkan diri dengan terjun ke laut tanpa menggunakan pengaman. Padahal, kondisi pertemuan laut dan muara saat itu terjadi aliran air yang kencang ke selatan, sehingga korban ini dinyatakan hilang. Mungkin jika korban [Suhardi] tidak terjun ke laut dan tetap bertahan di atas kapal, bisa selamat," ujar dia.

Anggota Polsek Kretek menunjukkan pecahan kapal jukung yang rusak dari insiden hilangnya penambang pasir di muara Sungai Opak, Bantul, Senin (1/2/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Hendri menyatakan, ketika korban Waluyo masih bertahan di atas kapal, dirinya melemparkan pelampung. Selanjutnya, korban dan Hendri berenang ke arah laut untuk mengikuti arus.

"Saat itu walau laut kondisi surut, ada ombak yang menggulung kami berdua karena aliran air dari muara ke selatan cukup kencang, jadi kami mengikuti arus dulu baru berenang ke tepi laut. Jika langsung berenang ke arah muara, sangat berbahaya karena arus dari utara ke selatan cukup deras," jelas dia.

Baca Juga: Kecelakaan di Pelabuhan Tanjunguban, 6 Orang Jatuh ke Laut

Hampir 15 menit keduanya bertahan mengikuti arus air di lokasi kejadian. Setelah kondisi arus tenang, keduanya berhasil selamat di sekitar Pantai Depok.

Saat ini Suhardi masih dalam pencarian. Kapal jukung yang digunakan korban ikut rusak dan pecah.

Salah seorang kerabat Waluyo, Eko Murtoyo (55), mengaku khawatir ketika adik iparnya terlibat dalam insiden tersebut. Beruntung, Waluyo berhasil selamat karena memilih bertahan di atas kapal.

Tim relawan SAR bersiap melakukan pencarian penambang pasir yang hilang di Muara Sungai Opak, Bantul, Senin (1/2/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

"Dari dulu dia [Waluyo] tidak bisa berenang. Untungnya kejadian itu diketahui banyak orang dan segera ada tim penyelamat," jelas dia.

Ia mengatakan, saat peristiwa terjadi, banyak pekerja tambang lain yang beraktivitas di sekitar muara Sungai Opak. Saat kejadian, pekerja tidak berani menolong lantaran tak memiliki alat yang memadai.

"Lokasi tempat adik saya menambang ini berbahaya karena pertemuan antara aliran sungai dan laut, tetapi saya heran mengapa mereka sampai mendekat ke sana," jelasnya.

Ia mengatakan bahwa korban Suhardi sebelumnya nyaris tenggelam di lokasi penambangan yang sama. Saat itu dirinya hanya sendiri, tetapi masih bisa selamat dari bahaya.

"Sebelumnya [Suhardi] pernah hampir terseret arus, tapi dia berhasil selamat. Nah sekarang dia lakukan lagi, tetapi nyawanya tidak selamat," kata dia.

Lebih lanjut, Humas Basarnas Yogyakarta Pipit Eriyanto menjelaskan, pukul 13.20 WIB, pihaknya masih melakukan pencarian di lokasi kejadian.

"Pencarian korban [Suhardi] masih kami lakukan. Ada dua tim SRU yang kami bagi untuk mencari korban hilang," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, dua penambang pasir terseret arus di muara Sungai Opak, Senin (1/2/2021). Dua korban bernama Suhardi (43) dan Waluyo (53) menambang pada pukul 05.30 WIB.

Aliran air sungai yang deras menyeret kapal yang digunakan korban hingga tenggelam. Satu korban bernama Suhardi dinyatakan hilang, sementara Waluyo, yang bertahan di atas kapal, berhasil selamat.

Load More