SuaraJogja.id - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyapa langsung warga Yogyakarta melalui siaran langsung di berbagai media sosial resmi pemerintah. Dalam kegiatan tersebut, Sultan HB X mengajak warga untuk untuk meningkatkan ketangguhan RT/Dusun menjadi basis ketahanan sosial sebagai satuan komunitas sosial terkecil.
Didampingi Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji, Sultan menggelar Sapa Aruh melalui kanal Instagram dan YouTube Humas Jogja. Diawali dengan film berjudul Pitutur, Sultan HB X menyinggung penanganan pandemi yang sudah berjalan hampir satu tahun. Meskipun masyarakat terganggu dengan penularannya, tetapi protokol kesehatan juga belum disiplin diterapkan.
"Hampir setahun kita terganggu oleh penularannya, tapi dalam kenyataan sehari-hari kita belum disiplin mematuhi aturannya," ujar Sultan HB X.
Ia juga mengingatkan bahwa meski vaksinasi massal sudah mulai dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, bukan berarti aturan yang telah ada bisa dilonggarkan. Untuk itu, dalam kegiatan Sapa Aruh bertajuk 'Jaga Warga' tersebut, Sultan mengingatkan sekaligus mengajak masyarakat untuk kembali meningkatkan protokol kesehatan.
Dari 3M, yang menjadi protokol kesehatan menghadapi pandemi Covid-19, menghindari kerumunan dan menjaga jarak paling sering diabaikan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga sulit mematuhi peraturan untuk keluar rumah hanya jika ada keperluan mendesak.
"Terlebih lagi harus menjauhi interaksi dengan orang lain. Bahkan meski di rumah pun tetap mengenakan masker," ujar Sultan.
Saat ini penularan sudah menjalar antar-anggota keluarga dan dengan tetangga. Semua aturan tersebut bertujuan untuk membangun keluarga tangguh pandemi supaya tidak timbul penularan atau tertular dari orang lain.
Selain menerapkan protokol kesehatan, Sultan HB X juga mengajak otoritas terkait untuk mendayagunakan sumber daya, seperti perekrutan tambahan tenaga kesehatan serta pemanfaatan sumber dana dan sarana pendukung untuk isolasi mandiri. Misalnya saja dengan alih fungsi hotel. Pendekatan yang tepat tujuan dan pemberdayaan yang tepat guna serta memiliki biaya murah, seperti GeNose-19, yang menjadi inovasi dari UGM.
"Saya mengandalkan pada pertangguhan RT, Dusun sebagai basis pertangguhan sosial," imbuhnya.
Baca Juga: Viral Mobil LCGC Terobos Banjir, Endingnya Sungguh Mengejutkan
Untuk memastikan masyarakat patuh terhadap PTKM, Sultan HB X mengaku mengandalkan jajaran RT dan Dusun sebagai dasar pertangguhan sosial. Satuan komunitas terkecil dinilai akan lebih mudah dalam pelaksanaannya. Sebab, anggota komunitas masih berpegang pada kearifan lokal sebagai dasar tindakan.
Sultan HB X meminta warga untuk terus menghidupkan rasa tenggang rasa antar tetangga. Dengan kemauan siap berbagi atas dasar peduli dan lindungi. Salah satunya dengan 'Sapa Aruh' atau saling menyapa atas kondisi kesehatan antar tetangga. Hal tersebut bisa dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga menghadapi pandemi.
"Guyub rukun dengan mengedepankan gotong royong dalam menghadapi covid-19 serta berbagai dampaknya," ujar Sultan HB X.
Dengan kondisi covid-19 yang semakin meluas, Sultan HB X menyampaikan jika setiap warga perlu memberdayakan diri dengan sistem kelompok 'jogo wargo.' Supaya terbangun RT dan RW tangguh melalui kesepakatan bersama. Diperlukan kesigapan setiap warga dengan penanganan yang cepat dan tepat untuk memutus rantai covid-19 dan mencegah jatuhnya korban.
Pada saatnya nanti, seperti hari ini akan segera diterbitkan aturan detail mengenai pemberdayaan RT, RW dan Dusun dalam menciptakan masyarakat tangguh. Peraturan lebih lengkap akan dipaparkan dalam SK Gubernur dengan kerjasama bersama Bupati dan Walikota untuk membangun ketahanan warga dari RT dan Dusun.
"Pakai masker bukan karena takut didenda, jaga jarak bukan karena menghindari teguran dan sering cuci tangan bukan karena disuruh. Tapi supaya jangan tertular," tutup Sultan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Alarm Diabetes RI! Cukai Minuman Manis Jadi Solusi, Kenapa Masih Terus Ditunda Sejak 2016?
-
Warga Jogja Wajib Tahu! Ini Daftar Wilayah Rawan Banjir dan Longsor saat Musim Hujan
-
Krisis Lahan Kuburan, Yogyakarta Darurat Makam Tumpang: 1 Liang Lahat untuk Banyak Jenazah?
-
Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
-
Peringatan Keras BMKG: Jangan Dekati Pantai Selatan Jogja, Ombak Ganas 4 Meter Mengintai!