SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyebut masih terdapat sejumlah batuan besar di wilayah Sambirejo, Prambanan, Sleman yang bisa longsor sewaktu-waktu. Jika batuan tersebut runtuh diperkirakan ada sekitar 6 atau 7 rumah yang terancam.
Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono, mengatakan berdasarkan catatan yang dipunya oleh BPBD Sleman batuan berukuran besar di Sambirejo ada di ketinggian tebing sekitar 10 meter. Bahkan ukuran batu tersebut disebutkan Joko, bisa mencapai sama sebuah mobil.
"Besar batunya itu kalau cuma satu mobil ya bisa lebih. Jadi kalau longsor ya bisa menjatuhi rumah di bawahnya. Kalau batu itu turun mengancam dua rumah, tapi kalau misalnya di kanan kirinya ikut runtuh ada sekitar 6 atau 7 rumah yang terancam," ujar Joko, saat dikonfirmasi awak media, Jumat (12/2/2021).
Kendati begitu, Joko, menyebut kondisi tersebut belum terbilang mengkhawatirkan. Artinya memang posisi batuan besar tersebut berada dalam keadaan yang sebelumnya.
Baca Juga: Zona Utama Candi Prambanan Dibuka Lagi, Wisatawan Harus Tetap Patuhi Prokes
Dijelaskan Joko, struktur batuan tersebut hingga saat ini masih menempel dengan formasi batuan induknya. Sehingga batuan tersebut masih diprediksi akan kuat meski terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga pertengahan Februari 2021 mendatang.
"Jadi posisi batuan itu masih berada di dalam tanah. Intinya masih kuat untuk bertahan walaupun posisinya di atas tapi masih nyambung dengan formasi batuan induknya. Jadi, belum begitu mengkhawatirkan," ungkap Joko.
Joko menuturkan kondisi itu tetap bertahan kendati sempat terjadi peristiwa longsoran batu berukuran besar di Gunungsari RT 03 RW 15, Sambirejo, Prambanan, Sleman, pada Selasa (9/2/2021) lalu. Namun terdapat kondisi yang berbeda antara batuan yang longsor tersebut dan beberapa bantuan yang masih di atas.
Dikatakan Joko, batu yang longsor dan sempat menimpa rumah warga di Gunungsari itu terjadi akibat kondisi batu yang sudah patah. Ditambah lagi kondisi hujan deras yang membuat penyangga batu tersebut menjadi lemah karena semakin tergerus.
"Satu batu yang sempat turun itu sudah patah, terus penyangga di bawahnya itu lapisan batuan yang resistensinya lebih rendah. Akhirnya menonjol ke atas. Karena sudah patah akhirnya menggelinding ke bawah. Batu yang jatuh masih satu jalur dengan batuan di atas tadi tempatnya yang berbeda," terangnya.
Baca Juga: Minim Penerangan, Kecelakaan Tewaskan Pemotor di Jalan Prambanan-Piyungan
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh pihaknya, terdapat beberapa titik di wilayah kecamatan Prambanan yang masuk dalam ancaman longsoran batu besar tersebut. Selain di Sambirejo, ada di wilayah Madurejo dan Bokoharjo.
Intensitas hujan yang masih akan terjadi secara lebat dalam beberapa hari terakhir menjadi salah satu faktor batuan tadi longsor. Jadi, kata Joko, untuk di wilayah Sambirejo sendiri tidak hanya di satu lereng saja yang berpotensi longsor tapi ada beberapa titik.
"Hanya saja memang kondisi yang sering terjadi batu menggelinding atau longsor itu memang di Gunung Sari dan Gunung Cilik, terus di Madurejo dan Bokoharjo juga ada. Kemarin, batu besar yang longsor terjadi di Gunung Sari di atasnya terdapat batuan yang masih mengancam dan tidak hanya tiga, tapi ada beberapa," cetusnya.
Joko mengaku saat ini pihaknya belum bisa berbuat banyak terkait dengan kondisi tersebut. Kendati demikian pihaknya selalu memberikan informasi kepada masyarakat yang berpotensi terkena dampak longsoran itu untuk selalu memperhatikan kondisi sekitarnya.
Pasalnya cuaca ekstrem di wilayah DIY sendiri masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Jika memang dirasa kondisi semakin berbahaya warga setempat diminta untuk bergeser ke tempat yang lebih aman.
"Saat ini kita terus memberikan informasi ke masyarakat bahwa apabila ada hujan lebat bisa sementara untuk bergeser terlebih dulu. Jadi hanya meningkatkan kewaspadaan masyarakat untuk antisipasi," tandasnya.
Berita Terkait
-
Mensos Risma Usulkan Rumah Warga Terdampak Longsor Direlokasi
-
Temui Korban Longsor Kebumen, Risma akan Datangkan Tim Trauma Healing
-
Tolong Bu Bupati! Korban Rumah Longsor Cikeusal Tidur di Gardu Warga
-
Dua Peristiwa Tanah Longsor Terjadi di Gunungkidul
-
Khawatir Longsor Susulan, 40 KK di Kecamatan Ijen Bondowoso Direlokasi
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
-
Gaji Dosen di Indonesia vs Malaysia vs Singapura, Negeri Ini Paling Miris!
-
Bimo Wijayanto Dipilih Prabowo Jadi Bos Pajak Baru, Sri Mulyani: Yang Tabah Pak Suryo!
-
Sah! Sri Mulyani Lantik Bimo Wijayanto dan Djaka Budi Utama jadi Bos Pajak dan Bea Cukai
Terkini
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia
-
Klik Link Aktif di Sini, Saldo DANA Langsung Tambah, Buktikan Sendiri
-
Ringankan Beban Ekonomi Masyarakat, Pemkab Sleman Gelar Pasar Murah
-
Drama Lempuyangan Memanas, PT KAI Minta Warga Kosongkan Rumah dalam Waktu Tujuh Hari
-
Cocok Buat Healing, Cek 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Makassar yang Layak Dikunjungi!