SuaraJogja.id - Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Lilik Sutiarso, menyampaikan, makna perkembangan teknologi 4.0 adalah untuk mengembalikan hakikat manusia dalam satu sistem. Hal itu lebih penting dari sekedar memaknai 4.0 sebagai teknologi modern. Kesenjangan nilai sosial di anatara masyarakat perlu diperhatikan dalam perkembangan dan pemanfaatan teknologi modern.
Dalam era 4.0, Lilik menginkan untuk bisa mendigitalisasi kekayaan lokal yang ada. Hal itu perlu dipirkirkan terlebih dahulu, sebelum membahas teknologi apa yang akan dikembangkan. Pada industru 5.0 misalnya, yang menjadi titik tengahnya adalah manusia itu sendiri. Sementara, keberadaan teknologi, ai, robot, big data, dan sebagainya adalah hal penunjang.
"Kita memaknai era industri 4.0 itu sebetulnya mengembalikan kembali hakikat manusia itu di dalam satu sistem industri," kata Lilik dalam webinar yang diselenggarakan Pustek UGM, Selasa (16/2/2021).
Sektor pertanian menjadi salah satu sektor potensial yang masih bisa bertahan. Program strategis sektor pertanian pada masa new normal, salah satunya yaitu pengembangan pertanian modern. Mulai dari pengembangan smart farming, screen hous, food estate dan korporasi petani. Artinya, masyarakat tidak lagi bisa melakukan praktik pertanian tradisional.
Baca Juga: Diskon Pajak Kendaraan, Orang Kecil Tetap Tak Mampu Beli
Seiring dengan adanya transformasi digital, perlu ada transisi dalam hal pertanian. Pertanian modern ditandai dengan adanya perubahan paradigma dan pola pikir dari pembangunan pertanian tradisional ke modern. Tidak ada yang harus diindikasikan dengan penggunaan teknologi modern. Namun, lebih kepada meningkatkan produktivitas, menjamin kemanan pangan secara mandiri dan berkelanjutan.
Masyarakat Indonesia memiliki sumberdaya sosial yang masing-masing wilayah memiliki karakteristik yang berbeda. Hal yang sangat penting dalam pertanian adalah adanya sumberdaya sosial. Kemampuan kondisi sosial yang sangat berbeda, tidak bisa digeneralisir begitu saja. Masyarakat dengan interaksi sosial yang luwes, dinilai lebih mudah untuk menerima perubahan. Pola interaksi ini yang perlu diidentifikasi dalam satu wilayah.
Tidak mudah memberikan inovasi, ada tahapan yang masyarakat lalui. Mulai dari memberikan motivasi, meningkatkan kemampuan hingga akhirnya masyarakat berpartisipasi dalam pemecahan masalah. Dalam indikator pembanganan pedesaan berkelanjutan, setidaknya ada tiga aspek yang harus dimasukkan, yakni sosial, ekonomi, dan lingkungan.
"Bahwa aspek ekonomi tadi perlu menjadi indikator yang kemudian bisa kita hitung before dan afternya," kata Lilik.
Hal pertama yang perlu dirubah adalah pola pikir, jika bicara mengenai artefak, teknologi dan sebagainya itu nomor sekian. Transisi dari pertanian tradisional menuju modern adalah pola pikirnya.
Baca Juga: LIVE: Update RS Darurat dan Dampak PPKM Terhadap Tingkat Hunian Rumah Sakit
Lilik menilai, pendekatan sosio kultural masyarakat masuk ke dalam era digital adalah hal yang penting. Ada beberapa hal dalam pembangunan pertanian 4.0 yang kemudian ia sebut sebagai teknologi pertanian berkemanusiaan.
Berita Terkait
-
Demo Lagi usai Lebaran, Koalisi Sipil Nekat Bangun Tenda di Gerbang DPR: Sampai UU TNI Dibatalkan!
-
Ketika Wajahmu Bisa Dilacak Lewat Satu Foto: Ancaman Privasi di Balik Kecanggihan AI
-
Persatuan Ahli Kimia Indonesia: Peran, Sejarah, dan Kontribusinya dalam Dunia Kimia di Indonesia
-
Desak DPR Tak Buru-buru soal RUU KUHAP, Koalisi Masyarakat Sipil Beberkan 9 Poin Catatan Krusial
-
Keluhkan Penjualan Merosot, Pedagang Mainan di Pasar Gembrong: Lebaran Sudah Nggak Berpengaruh
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?