SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menyebut belum bisa menggencarkan lagi tracing kepada kontak erat pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan kit antigen yang tersisa masih terbatas.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo saat dikonfirmasi awak media, Selasa (23/2/2021). Keterbatasan kit antigen itu membuat tracing kepada kontak erat kasus Covid-19 di Sleman masih belum semaksimal sebelumnya.
"Sampai sekarang kit antigen belum sampai ke Sleman. Jadi bagaimana mau menggencarkan kalau barangnya belum ada," kata Joko.
Joko menuturkan kit antigen yang tersisa di Dinkes Kabupaten Sleman sekitar 5.000. Namun menurut rencana Dinkes DIY besok sudah akan mulai memberikan tambahan kit antigen ke Sleman.
Baca Juga: PPKM Berdampak Positif, Dinkes Sleman: Sia-Sia kalau Masyarakat Tak Berubah
"Yang ada di Dinkes Sleman sekarang tinggal 5.000 kit lebih sedikit. Rencananya besok mau mendapat tambahan 500 dari Dinkes DIY," ucapnya.
Ditanya terkait dengan penambahan jumlah kit antigen yang tidak terlalu banyak itu, kata Joko, sebab pengiriman memang akan dilakukan secara berkala. Sementara hingga saat ini pihaknya masih menunggu droping lanjutan dari pemerintah pusat.
"Kami masih menunggu droping kit antigen dari pemerintah pusat karena rencananya bahkan akan menyasar suspek juga, tidak hanya kontak erat," terangnya.
Menurut informasi yang diterima pihaknya hingga saat ini, sebenarnya kit antigen dari pemerintah pusat sudah sampai di provinsi. Hanya tinggal menunggu distribusi lebih lanjut ke kabupaten.
"Tinggal nunggu distribusi ke kabupaten. Kalau untuk jumlah belum tahu secara pasti," tambahnya.
Baca Juga: Dinkes Sleman Fokus Tuntaskan Vaksinasi Tahap Pertama, Kini Capai 89 Persen
Joko menambahkan ketersediaan kit antigen yang tersisa sedikit dan masih menunggu droping kit dari provinsi, pihaknya sementara waktu akan melakukan uji swab antigen kepada kontak erat yang bergejala saja. Hal itu sesuai dengan aturan Kemenkes revisi ke-V, faktor ini juga yang membuat beberapa waktu terakhir jumlah yang terperiksa atau sampel swab lebih sedikit.
"Sehingga, sekarang itu jumlah kasus positifnya sedikit, maka secara otomatis tracing kontak erat menurun dan yang bergejala akan jauh lebih sedikit lagi. Tapi ketika diperiksa hasilnya positif. Sehingga positif rate-nya tinggi," paparnya.
Kondisi tersebut jauh berbeda pada saat awal pandemi atau setidaknya dalam beberapa bulan terakhir dari September hingga Desember 2020 lalu. Saat itu, kata Joko, kontak erat tracing kasus positif akan langsung dilakukan swab baik yang bergejala atau tidak.
"Dulu setiap kasus positif ditracing langsung swab, itu positivity rate malah rendah tapi yang diswab banyak. Jadi antara yang hasil positif dari seluruh yang di swab positif kecil," ucapnya.
Berita Terkait
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
-
Dari Sekda ke Bupati: Harda Kiswaya dan Visi Sleman yang Maju dan Berkeadaban
-
Tantangan Terbuka Hokky Caraka untuk Wataru Endo: Saya Ingin Tahu!
-
Pecah Telur di Kandang Persis Solo, Danilo Alves Berharap Terbukanya Pesta Gol
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Menangi Derby Jateng, Persis Solo Semakin Merana
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
Terkini
-
Peringati Hari Pahlawan, The 101 Yogyakarta Tugu dan Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Pameran Seni Peaceful Harmony
-
Hasil Temuan Tim Pencari Fakta UGM Soal Dugaan Plagiasi Atas Buku Sejarah Madiun yang Ditulis Sri Margana dkk
-
Cegah Tindakan Pelecehan Terhadap Anak, Ini Tips Sampaikan Pendidikan Seksual kepada Buah Hati
-
Pola Penyakit di Indonesia Alami Pergeseran, Pakar Sebut Gaya Hidup Jadi Pemicu
-
Gelar Simposium di UIN Sunan Kalijaga, Ini Sembilan Rekomendasi Gusdurian Soal Kebebasan Beragama di Indonesia