SuaraJogja.id - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, seluruh orang yang berada di lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terdaftar sebagai penerima vaksin Covid-19 tahap kedua. Bahkan, tersangka kasus korupsi yang ditahan di rutan KPK juga termasuk penerima vaksinasi.
Pernyataan dan kebijakan tersebut lantas menuai banyak kritik dari berbagai elemen masyarakat. Banyak yang menilai bahwa langkah pemerintah tersebut kurang tepat. Relawan kesehatan Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta juga mengaku kecewa dengan kebijakan tersebut.
Melalui video TikTok yang juga ia bagikan di Instagram pribadinya, @dr.tirta, pria kelahiran Surakarta ini menyampaikan kekecewaannya atas kebijakan tersebut. Sebab, koruptor sudah melakukan tindak kejahatan, yang tak lain adalah korupsi, atau mengambil uang yang bukan haknya, melainkan uang yang seharusnya menjadi hak rakyat.
"Vaksin itu diberikan gratis dari uang rakyat untuk rakyat. Lucu aja gitu kalau koruptor diberikan vaksin gratis dari uang rakyat," ujar dr Tirta.
Baca Juga: Ikut Komentari dr Tirta, Rizal Ramli Akui Sempat Kagum
dr Tirta lebih setuju, jika koruptor ingin menerima vaksin, maka mereka harus mengeluarkan uang mereka sendiri. Jika hanya anggota KPK saja yang menerima vaksin, ia masih setuju, begitu juga jika narapidana lain yang menerima. Secara tidak tertulis, tidak etis jika seorang koruptor menerima vaksin Covid-19 gratis dari uang rakyat.
Bagaimana mungkin, kata dr Tirta, orang yang mengambil hak rakyat mendapatkan vaksin terlebih dahulu daripada rakyat, dengan menggunakan uang rakyat.
Namun karena sudah terjadi, dr Tirta berharap supaya langkah tersebut menjadi evaluasi untuk pemerintah. Kekecewannya itu juga sudah disampaikan langsung kepada juru bicara vaksin Covid-19, dr Nadia.
Menurutnya, yang menjadi prioritas penerima vaksin adalah lansia, awak media, guru-guru, serta orang-orang yang tinggal di red zone dengan jumlah kasus Covid-19 tinggi. Semetara untuk koruptor, dr Tirta kembali menegaskan agar sebaiknya para tahanan yang merugikan negara dan masyarakat itu diminta membeli secara pribadi.
Sejak diunggah pada Sabtu (27/2/2021), video TikTok dr Tirta yang memberikan tanggapan mengenai vaksin untuk koruptor tersebut sudah dilihat lebih dari 119 ribu kali. Ada 600 lebih komentar yang ditinggalkan warganet dalam unggahan itu. Sayangnya, banyak komentar yang justru salah dokus dengan kondisi kulit dr Tirta yang glowing dan bibir merahnya.
Baca Juga: Dituduh Bayaran karena Bela Jokowi, dr Tirta: Gak Usah Pakai Celah Protokol
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Prabowo Hukum Mati Pejabat Korupsi Rp 10 Miliar Lebih, Benarkah?
-
Harta Koruptor Aman, RUU Perampasan Aset Mandek Lagi
-
Berapa Gaji Dokter Umum dan Dokter Spesialis di Indonesia? Simak Perbedaannya
-
dr. Tirta Dokter Umum atau Spesialis? Viral Bikin Netizen di Media Sosial X Penasaran
-
Prabowo Beri Simpati, Keluarga Koruptor Justru Dinilai Sering Ikut Korupsi
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- 5 Rekomendasi Body Lotion Lokal untuk Mencerahkan Kulit, Harga Mulai Rp17 Ribu
- Cyrus Margono Terancam Tak Bersyarat Bela Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2025
- Rangkaian Skincare Viva untuk Memutihkan Wajah, Murah Meriah Hempas Kulit Kusam
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp70 Jutaan: Lengkap dengan Spesifikasi dan Estimasi Pajak
Pilihan
-
6 Rekomendasi Smartwatch Murah dengan Kualitas Bagus Terbaik April 2025
-
7 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025, Selalu Jadi Andalan
-
10 SD Negeri Favorit di Pekanbaru, Rekomendasi Jelang Anak Masuk Sekolah
-
Jay Idzes Kirim Kode Keras Gabung Inter Milan
-
Bobotoh Bersuara: Ciro Alves Sayonara, Viking Anggap Itu Misteri
Terkini
-
'Ora Tak Kasih Tahu Sekarang' Sekda DIY Bungkam Soal Jadwal Baru Pengosongan ABA
-
Miris Tanah Warga Bantul Digadai Rp1,5 M Tanpa Sepengetahuan, Pemkab Janji Beri Keadilan
-
Korupsi Makin Gila, Novel Baswedan Desak RUU Perampasan Aset Segera Disahkan
-
Buruan, Ini Link DANA Kaget Terbaru untuk Warga Jogja Jangan Sampai Kehabisan
-
Drama TKP ABA Jogja, Sewa Habis, Pedagang dan Jukir Ngotot Tolak Relokasi