SuaraJogja.id - Di hari pertama vaksinasi Covid-19 massal, Senin (1/3/2021), Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat tujuh kejadian ikutan pascaimuninasi (KIPI).
Rata-rata KIPI yang dialami penerima vaksin COvid-19 itu dapat diatasi dalam 30 menit.
Dalam program vaksinasi massal tersebut, peserta yang mendapat suntikan vaksi di antaranya adalah pelaku usaha, karyawan, pedagang kaki lima di kawasan Malioboro, serta sektor informal lain, yaitu pedagang Pasar Beringharjo.
“Ada tujuh kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang masuk dalam laporan kami dan satu di antaranya harus dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut, pasien langsung dipulangkan setelah dirawat dua jam,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Selasa (2/3/2021).
Baca Juga: KIPI Sulawesi Selatan : Vaksin Covid-19 Tidak Membunuh Eha Soemantri
Diberitakan ANTARA, temuan KIPI di lokasi vaksinasi itu antara lain dari Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali sebanyak lima laporan, satu laporan dari Pasar Beringharjo, dan satu laporan dari Benteng Vredeburg.
Di TKP Abu Bakar Ali, rata-rata KIPI yang dilaporkan adalah keluhan pusing dan mual karena belum sarapan. Sementara itu di Pasar Beringharjo, muncul keluhan kesemutan usai menerima vaksinasi, sedangkan di Benteng Vredeburg terdapat keluhan mual dan syok, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit.
“Sedangkan keluhan lainnya rata-rata sudah bisa diatasi selama masa observasi 30 menit,” tutur Emma.
Total sasaran vaksinasi massal untuk karyawan, pekerja sektor informal, dan pelaku usaha di Malioboro serta Beringharjo itu tercatat sekitar 19.900 orang. Vaksinasi akan digelar selama enam hari.
Jumlah penerima vaksin yang diundang pada hari pertama mencapai 3.200 orang, tetapi hanya ada 2.375 penerima yang datang, dan 2.294 penerima dinyatakan memenuhi syarat untuk vaksinasi. Sisanya, 45 orang ditunda dan 36 orang batal menerima vaksin.
Baca Juga: Puluhan Relawan Vaksin Nusantara Alami KIPI, dari Demam Hingga Mual
Berbagai faktor yang melatarbelakangi peundaan vaksinasi antara lain tensi yang tinggi saat diperiksa hingga tak terpenuhinya syarat tambahan bagi warga yang berusia lanjut.
Berita Terkait
-
Mengenal KIPI, Kawasan Industri Hijau di Kaltara yang Digadang-gadang Terbesar di Dunia
-
Seorang Dokter di Inggris Coba Bunuh Pasangan Ibunya dengan Vaksin COVID-19 Palsu!
-
Pesta Seks Selama Pandemi dan Kebohongan Vaksin Covid-19, Dokter di New York Terancam Penjara!
-
Kemenkes Bantah Adanya Detoksifikasi Vaksin Covid-19, Definisinya Beda Jauh
-
Ketua Komnas KIPI: Tidak Ada Istilah Detoksifikasi Vaksin Covid-19
Terpopuler
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kode Redeem FF Belum Digunakan April 2025, Cek Daftar dan Langsung Klaim Item Gratis
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- 4 Produk Wardah untuk Usia 40 Tahun Ke Atas Mengandung Antiaging, Harga Mulai Rp 50 Ribuan
Pilihan
-
Markas Pemain Korut U-17: Yang Tersembunyi di Balik Klub 4.25 SC?
-
Profil dan Kekayaan Abdul Halim Iskandar, Saudara Cak Imin yang Diduga Terlibat Korupsi
-
Strategi Investasi BPKH Gagal Tercapai, Kurang Rp704 Miliar dari Target di 2024
-
IHSG Masih Tunjukkan Taring dengan Menguat di Perdagangan Selasa Pagi
-
Harga Emas Antam Hari Ini Masih Stagnan Sebesar Rp1.896.000/Gram
Terkini
-
UGM Dituding Tak Berani Jujur Soal Ijazah Jokowi, Amien Rais: Ada Tekanan Kekuasaan
-
Drama Ijazah Jokowi Berlanjut, UGM Jadi Sasaran Demo Ratusan Orang
-
Hotel INNSIDE by Melia Yogyakarta Rayakan Anniversary Ke-8 dengan Semangat Baru Bersama GM Baru
-
Punya Jejak Cemerlang, Direktur Utama BRI Hery Gunardi Terpilih Jadi Ketum PERBANAS 20242028
-
Wabup Bantul Ingatkan Jangan jadi Korban, Ini Cara Tepat Selamat dari Ombak di Pantai