SuaraJogja.id - Isu kudeta Partai Demokrat masih hangat dibicarakan. Baik orang-orang yang terlibat dalam partai tersebut maupun para ahli hingga masyarakat pada umumnya, mereka ikut memberikan komentar dan pandangan mengenai hal tersebut.
Pakar ekonomi Rizal Ramli pun turut memberikan komentar. Namun, tanpa menyebutkan nama partai tertentu, ia menyinggung sisi internal partai dan bagaimana partai tersebut dikembangkan. Menurutnya, selama ini masyarakat terlalu fokus dengan sikap demokratis partai dalam bernegara, baik dalam tingkat eksekutif, legislatif, hingga yudikatif di tengah masyarakat.
Namun, kata dia, mereka justru lupa dengan sisi internal partai politik, yang juga membutuhkan sikap demokratis. Bukan memperjuangkan sikap demokratis sisi internal, menurutnya, partai justru berkembang dalam sikap nepotis, feodal, dan tidak demokratis.
"Sejak dulu kita selalu memperjuangkan demokratisasi dalam konteks Negara (Eksekutif, Legislatif dan Judikatif) dan masyarakat. Tapi kita lupa memperjuangkan demokratisasi internal partai, yang nepotis, feudal, dan tidak demokratis, bagaikan milik keluarga. Itu harus diubah!," tulis Rizal dalam cuitannya.
Baca Juga: Demokrat: Ada Kekuatan Besar Back Up Moeldoko Berani Dongkel AHY
Melalui akun Twitter @RamliRizal, politikus ini juga menyampaikan bahwa sisi internal partai terkesan menganut nepotisme dan feodalisme, terlihat seperti milik keluarga. Ia juga menilai bahwa hal tersebut haruslah diubah.
Sejak diunggah pada Minggu (7/3/2021), cuitan Rizal Ramli mengenai kondisi internal sebuah partai tersebut sudah disukai lebih dari 400 orang pengguna Twitter. Ada puluhan lainnya yang ikut membagikan ulang dan tidak sedikit warganet yang berkomentar.
"Kayaknya yang paling deket dengan satus bung RR adalah pdip deh," tulis akun @Killiankill****.
"Partai harus bereformasi dari feudal/dinasti menjadi terbuka-demokratis untuk membuka pintu seluas-luasnya bang semua putra-putri bangsa untuk berpartisipasi ke dalam politik & mengorbit menjadi pemimpin negara," komentar akun @ide2*****.
"Masuk sistem saja dulu, kalau koar-koar diluar cuma buang energi. Buat Partai baru atau gabung yang sudah ada. Jangan bangga juga kalau menolak tawaran jadi menteri, karena dengan menolak tawaran, anda gagal membuktikan kemampuan anda," tanggapan akun @mista******.
Baca Juga: Resmi! AHY Nyatakan Moeldoko Musuh Bersama Partai Demokrat
Sementara akun @jung_**** mengatakan, "Sampai disini setuju, tapi mengubah ketua parpol dari luar parpol dan dari lingkaran kekuasaan itu namanya ilegal."
Berita Terkait
-
Seret Nama Kapolri soal 'Partai Cokelat' Disebut Cawe-cawe di Pilkada, PDIP: Kasihan Presiden Prabowo
-
Sebut Jateng Bukan Lagi Kandang Banteng, PDIP: Sekarang Jadi Kandang Bansos dan Partai Cokelat
-
Tudingan Keras! 'Partai Cokelat' jadi Alat Politik, Elite PDIP Sebut Budaya Jokowisme Bikin Pemilu Cacat
-
Soal Dugaan Ada Kecurangan di Pilkada Jateng, Dasco Gerindra: Baru Bisa Dibuktikan Kalau Ada Laporan ke Bawaslu
-
Megawati Segera Keluarkan Sikap Politik karena Endus Anomali di Pilkada, Hasto Sebut 'Partai Cokelat' Tak Netral
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali