SuaraJogja.id - Vaksinasi pelayan publik bagi kelompok guru SD di Bantul akan diselesaikan pekan ini. Lebih kurang 6.400 guru SD akan menerima vaksin, kemudian dilanjutkan kelompok guru SMP.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Pemerintahan Setda Bantul, Hermawan Setiaji menjelaskan bahwa vaksinasi guru SD sudah dilakukan sejak pekan lalu pada Senin (15/3/2021).
"Sudah dilakukan minggu kemarin, itu tahap yang pertama dan akan dilanjutkan ke tahapan yang kedua di pekan ini," kata Hermawan dihubungi Suarajogja.id melalui sambungan telepon, Senin (22/3/2021).
Ia menjelaskan vaksinasi guru saat ini menyasar pada guru SD terlebih dahulu. Mulai dari SD Negeri dan guru SD Negeri Swasta.
Baca Juga: Ada Usul Parangtritis Tarik Retribusi Malam Hari, Ini Kata Dispar Bantul
"Yang pertama kami sasar guru-guru SD
Negeri termasuk SD Negeri Swasta, dan juga SD Kemenag. Saat ini baru guru SD Negeri dan SD Negeri Swasta yang divaksin, jumlah semuanya sekitar 7.000-an guru di Bantul," kata dia.
Hermawan menjelaskan bahwa di tahap satu vaksinasi guru SD pada 15 Maret 2021 hingga 21 Maret 2021 terdapat 3.035 guru yang sudah divaksin.
"Nah di pekan ini ada sekitar 3.450 guru yang akan menerima vaksin. Sudah kami undang dan vaksinasi dilakukan di puskesmas sesuai identitas (tempat tinggal) guru. Pekan ini target kami guru-guru SD sudah tervaksin semua," jelas Hermawan.
Ia mengatakan, ada sejumlah guru yang juga gagal dan tertunda mendapat vaksin. Rata-rata memiliki penyakit bawaan dan juga tak memenuhi syarat untuk disuntikkan vaksin.
Baca Juga: PHL Satpol PP Hamil di Luar Nikah, Jadi Sorotan DPRD Bantul
"Yang tertunda ada yang hipertensi. Ada yang punya penyakit semacam komorbid dan juga tidak menerima vaksin. Jumlahnya masih kami data lagi," ungkap dia.
Lebih lanjut, setelah vaksinasi guru SD diselesaikan pekan ini, Pemkab Bantul akan melanjutkan ke guru SMP. Setelah itu dilanjutkan ke guru SMA.
Disinggung apakah akan segera membuka sekolah tatap muka usai Vaksinasi guru ini, Hermawan akan menyerahkan ke Dinas Pendidikan dan juga arahan dari Gubernur DIY.
"Untuk membuka sekolah tatap muka seperti kegiatan normal, kebijakannya ada di Gubernur ya. Nanti kami menunggu arahan dari provinsi. Yang jelas per hari ini program Dinas Pendidikan yang sempat terhenti seperti Guru Kunjung Siswa (GKS) dan Layanan Konsultasi Pelajar (LKP) bisa dilanjutkan lagi," jelas Hermawan.
Berita Terkait
-
Bejat! Guru Cabuli Siswi SD di Kelas saat Les, Dani Kini jadi DPO Polres Jaksel
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
MAN 2 Bantul Meriahkan Expo Kemandirian Pesantren di UIN Sunan Kalijaga
-
Seru! MAN 2 Bantul Sukses Gelar Penerimaan Tamu Ambalan 2024
-
Langsung Kunjungi DPRD DIY, Siswa MAN 2 Bantul Belajar Demokrasi
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
Terkini
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar
-
Dari Sumur Bor hingga Distribusi Pupuk, Harda-Danang Siapkan Jurus Atasi Krisis Pertanian di Sleman
-
Jagung dan Kacang Ludes, Petani Bantul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi