SuaraJogja.id - Teror bom yang meledak di rumah ibadah saat para jamaah sedang berada di dalamnya kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, Gereja Katedral di Makassar yang menjadi sasaran dua pelaku yang diduga melakukan bom bunuh diri. Beruntung, tidak ada korban jawa dari peristiwa tersebut kecuali dua pelaku yang tewas di tempat.
Peristiwa tersebut menjadi duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Berbagai tokoh dan masyarakat umum menyampaikan dukacitanya melalui akun media sosial masing-masing. Banyak yang mengutuk keras tindakan tak bertanggung jawab tersebut.
Selain aksi nekat yang membuat beberapa orang terluka, agam yang dianut oleh pelaku juga menjadi sorotan. Politikus Fahri Hamzah sendiri mengaku percaya bahwa teroris tidak memiliki agama. Sehingga ia meminta aparat berhenti menyebut mereka dengan bahasa Arab.
Dalam cuitan di akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah, ia mempertanyakan kenapa pelaku tersebut tidak melakukan aksi bunuh diri pada bulan Ramadhan yang akan datang 17 hari lagi. Sebab pada bulan umat Islam berpuasa itu semua pahala akan digandakan.
Baca Juga: Bom di Gereja Katedral Makassar, Ken: Pesan untuk Kapolri yang Nasrani
Ia mengungkapkan rasa kesalnya terhadap teroris tersebut dan meyakini atas alasan ketidaksabaran mereka sebagai dasar bahwa teroris tidak memiliki agama. Meminta aparat tak menyebutnya dengan istilah serapan dari bahasa Arab seperti jamaah, anshar dan sebagainya. Fahri meminta mereka hanya disebut sebagai teroris saja.
"Kenapa gak bunuh diri Di bulan Ramadhan kan pahala digandakan.17 hari lagi. Gak sabar amat. Gob*** aja teroris ini! Maka saya percaya teroris itu gak beragama. Saya mohon aparat gak usah lagi sebut mereka pakai bahasa arab. Jamaah, Anshar, dll. Plis sebut mereka teroris! Cukup!," tulis Fahri dalam cuitannya.
Sejak diunggah Minggu (28/3/2021), cuitan tersebut sudah disukai lebih dari 3000 pengguna Twitter. Ada 800 lebih yang membagikan ulang dan tidak sedikit memberikan komentar. Salah satu yang mengutip cuitan ini adalah Mantan Menteri Agama, Lukman Saifuddin.
Berbeda pandangan dengan Fahri, Lukman mengatakan bahwa teroris itu bisa saja beragama . Hanya saja, pemahaman dan pengalaman keagamannya yang berlebihan sehingga mengubah orang tersebut menjadi ekstrem.
"Boleh jadi, ia beragama. Hanya saja, pemahaman dan pengamalan keagamaannya yang berlebihan sehingga menjadi ekstrem. Kita dituntut untuk terus menebarkan paham dan laku keagamaan yang tak melampaui batas. #ModerasiBeragama," tulis Lukman dalam cuitannya.
Baca Juga: Bom di Katedral Makassar, DPR: Warga Jangan Terpengaruh Provokasi Teroris
Ia mengingatkan bahwa masyarakat dituntut untuk terus menebarkan paham dan laku keagamaan yang tak melampaui batas. Selain Lukman, putri presiden ke empat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid juga turut memberikan pandangannya.
Berita Terkait
-
Edit Foto Titiek Puspa Berhijab, Instagram Arie Untung Diserbu Warganet
-
Asal Usul Titiek Puspa, Benarkah Beragama Islam Sejak Kecil? Kerap Dikira Keturunan China
-
Presiden Prabowo dan Gibran Ikut Berduka Titiek Puspa Meninggal Dunia: Inspirasi Lintas Generasi!
-
Titiek Puspa, Irian Barat, dan Suatu Hari
-
Bahaya dan Penyebab Pendarahan Otak, Dialami Titiek Puspa Saat Kritis hingga Meninggal Dunia!
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD