Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 07 April 2021 | 13:09 WIB
Sejumlah warga melakukan tradisi padusan di kolam komplek Masjid Pathok Negoro Ploso Kuning, Kamis (23/4/2020). [harianjogja.com]

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman mengimbau masyarakat untuk bisa menjalankan tradisi padusan di rumah saja.

Padusan merupakan tradisi yang berlaku di Jogja dan sejalan dengan ajaran Islam, menyucikan diri dengan mandi besar saat menyambut datangnya Ramadan. Biasanya padusan dilakukan pada H-1 Ramadan.

Padusan biasanya diselenggarakan secara beramai-ramai seperti di pantai, kolam renang hingga masjid. Agenda itu juga tak dipungkiri berlangsung pula di Sleman.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, saat ini sebetulnya sudah banyak umat Islam yang memilih padusan di rumah, tak terkecuali muslim di Sleman.

Baca Juga: Piala Menpora, Persebaya Siapkan Amunisi Muda Jelang Duel Lawan PSS Sleman

"Kalau ada yang mau melestarikan tradisi silakan saja. Ada yang di kolam renang, sungai, tentunya itu jangan berkerumun," ungkapnya, Rabu (7/4/2021).

Ungkapan itu sekaligus diikuti dengan pernyataan dirinya, yang meyakini bahwa saat padusan dipastikan pesertanya akan melepas maskernya.

Joko mengatakan, virus penyebab COVID-19 tidak menular lewat air. Hanya saja, penularan bisa saja terjadi bila setelah mandi, para peserta kemudian ngobrol.

"Itu bisa saja [tertular]," kata dia.

Sementara itu, sehari sebelumnya, Kasubag TU Kemenag Sleman Tulus Dumadi menyatakan, tradisi padusan tak dipungkiri masih berkembang dan masih ada di Sleman dan beberapa daerah lainnya.

Baca Juga: Banyak Baliho Roboh, DPUPKP Sleman Panggil Pemilik Reklame Tak Berizin

Menurut dia, sepanjang kegiatan itu menerapkan protokol kesehatan secara ketat, masyarakat dipersilakan melakukannya.

"Karena itu [dalam Instruksi Bupati] termasuk [kategori] kegiatan sosial keagamaan kemasyarakatan. Artinya, penyelenggara harus memberitahukan kepada gugus tugas setempat untuk melakukan itu dan memastikan bahwa acara itu diselenggarakan dengan protokol kesehatan," ujarnya.

Ia tak menafikan bahwa besar kemungkinan peserta padusan di lapangan akan melepas maskernya saat ikut padusan. Hal itu jelas menjadi kendala. Namun ia tetap berharap, peserta bisa tetap menggunakan masker di lokasi dan tak berkerumun.

"Supaya tidak terjadi penularan [COVID-19]. Jangan sampai pelaksanaan padusan menimbulkan klaster baru," kata dia.

Suasana Ramadan kali ini diperkirakan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, khususnya bagi jamaah Masjid Pathok Negoro Ploso Kuning.

Masjid tersebut dikabarkan meniadakan tradisi padusan, yang pada Ramadan sebelumnya diselenggarakan di masjid. Bahkan, diketahui pada 2020 lalu, padusan di kolam kompleks masjid itu tetap digelar.

"Untuk tahun ini tidak ada. Karena COVID," ujar Takmir Masjid Pathok Negoro, Ploso Kuning Kamal singkat, kala dikonfirmasi.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More