SuaraJogja.id - Masjid Jogokariyan terpaksa meniadakan tradisi takjil piring terbang pada Ramadhan tahun ini. Hal ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Muhammad Jazir menuturkan bahwa tidak sepenuhnya tradisi itu dihilangkan. Hanya diganti jika sebelumnya menggunakan piring sekarang menjadi nasi kotak.
"Iya sekarang bukan piring terbang untuk buka puasa. Perubahannya kalau biasanya pakai piring, sekarang menggunakan boks," kata Jazir saat dihubungi awak media, Senin (12/4/2021).
Mengenai menu makanan yang bakal disajikan selama ramadan ini, kata Jazir akan lebih bervariasi. Walaupun memang akan memprioritaskan pada lauk-lauk yang kering.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Film Ramadhan Terbaik, Sarat Akan Nilai Spiritual
Keputusan itu bukan tanpa alasan, sebabnya berdasarkan pengalaman pada tahun sebelumnya. Jika makanan yang disajikan adalah sayur atau makanan basah akan lebih cepat basi.
"Soalnya kalau pengalaman tahun kemarin nasi kotak juga tapi karena masaknya dalam jumlah banyak akhirnya ketika maghrib beberapa kali kejadian ada sayurnya yang sudah agak bau. Makanya kita sarankan jangan pakai sayur, kemudian masaknya agak kering," tuturnya.
Selain makanan yang sudah disarankan untuk lebih memilih lauk yang kering, Jazir menyebut para pemasak pun juga dibagi. Hal itu sebagai antisipasi kerumunan di masa pandemi Covid-19.
"Jadi sekarang juga dalam konteks pandemi ini tidak bisa mengumpulkan orang untuk masak bareng. Sehingga saat ini kita split," cetusnya.
Jika dulu hanya ada satu kelompok besar untuk memasak makanan itu secara bersama-sama. Sekarang akan dibagi menjadi 10 kelompok dalam satu hari.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa dan Imsakiyah Ramadhan 2021
"Sekarang ini pengadaannya tiap hari lebih kurang 10 kelompok sekarang. Kalau dulu 1 kelompok mereka bareng-bareng masak. Lha sekarang kalau masak bareng sama saja berkerumun makanya terus kita pecah satu hari 10 kelompok," ujarnya.
Jazir menambahkan Masjid Jogokariyan setiap harinya akan menyediakan 3 ribuan takjil atau makanan kotak. Nantinya takjil yang diberikan itu disarankan untuk bisa dinikmati di rumah.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman, Azman Latif mengatakan pihaknya tetap akan menyediakan takjil untuk berbuka puasa bersama. Perbedaannya jika dulu disediakan tempat di lingkungan masjid kali ini tidak.
"Sekarang takjilan itu kita bagi sebelum maghrib. Jadi dahar di rumah masing-masing, mereka pilih tempat gitu. Tidak pakai piring, kita bungkus saja," tutur Azman.
Nantinya kata Azman, jika memang ada warga yang dianggap kurang mampu takjil itu akan diantarkan ke rumah. Namun jika memang bisa datang masjid juga sudah disiapkan.
"Harapannya dimakan di rumah. Sebab kalau sudah makan bareng-bareng ya resiko," tandasnya.
Berita Terkait
-
Kicak Mbah Wono, Makanan Tradisional Legendaris Khas Jogja
-
Jokowi Berburu Takjil di Kota Medan, Netizen: Aura Presiden Tak Kunjung Hilang
-
Ngabuburit Seru Bareng Mursid: 3 Resep Takjil Unik Ini Cocok untuk Buka Puasa!
-
Grab Tebar 11.000 Takjil Selama Ramadan
-
Di Balik Makan Berbuka Gratis ala Jogokariyan, dari Masjid untuk Umat
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD