SuaraJogja.id - Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat penurunan signifikan pada jumlah peredaran uang selama periode Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) 2025.
Penggunaan transaksi secara non-tunai disinyalir menjadi salah satu penyebab utamanya.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, Hermanto. Penurunan jumlah peredaran uang saat periode Ramadan dan Idul Fitri kali ini mencapai 21 persen dibanding tahun lalu.
"Peredaran uang pada periode RAFI 2025 di DIY mencapai Rp4,60 triliun atau turun 21 persen dibandingkan RAFI 2024 yang tercatat sebesar Rp5,8 triliun," kata Hermanto dalam keterangannya, Jumat (11/4/2025).
Dia tak memungkiri bahwa kini transaksi secara digital menjadi pilihan masyarakat.
Di sisi lain, penurunan tersebut dinilai sebagai sinyal positif menuju kebiasaan transaksi non-tunai masyarakat yang semakin meningkat.
Hermanto menjelaskan, masyarakat kini lebih memilih menggunakan metode pembayaran digital. Tidak sedikit pula yang menganggap transaksi non-tunai lebih praktis dan efisien dibandingkan uang tunai.
"Kondisi ini antara lain disebabkan oleh preferensi masyarakat yang semakin banyak menggunakan transaksi non tunai secara digital," tambahnya.
Dalam data yang dihimpun BI DIY, transaksi menggunakan QRIS pada Januari-Februari 2025 mencatat pertumbuhan signifikan. Total nominal transaksi QRIS di periode tersebut mencapai Rp6,79 triliun.
Baca Juga: Jogja Masuk 11 Besar, OJK Terima 58 Ribu Lebih Aduan Kejahatan Keuangan
Angka itu meningkat tajam hingga 274,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp1,81 triliun.
Sementara itu, transaksi dengan uang elektronik juga mengalami peningkatan.
Hermanto menyebutkan bahwa nilai transaksi uang elektronik naik 10,1 persen dari Rp1,58 triliun di Januari-Februari 2024 menjadi Rp1,74 triliun di periode yang sama tahun ini.
Meski peredaran uang tunai menurun, BI DIY sebelumnya tetap memfasilitasi layanan penukaran uang kepada masyarakat. Selama periode Ramadan hingga Idul Fitri kemarin realisasi penukaran uang mencapai Rp43,9 miliar.
"Realisasi uang yang ditukarkan oleh masyarakat periode RAFI 2025 sebesar Rp43,9 miliar," tandasnya.
Salah seorang pemuda di Jogja, Ian (28) mengakui memang lebih memilih untuk melakukan pembayaran secara non-tunai.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Ingatkan Warga Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Yogya Soroti Kerentanan Kawasan Wisata
-
Berawal dari Bosan Menu Sarapan, Nada Menemukan Jalan Usaha Lewat Sushi Pagi
-
10 Tahun Pakai Biogas, Warga Sleman Tak Khawatir Jika LPG Langka atau Mahal
-
Teras BRI Kapal, Perbankan Terapung bagi Masyarakat di Wilayah Pesisir dan Kepulauan
-
Lika-liku Jembatan Kewek yang Rawan Roboh, Larangan Bus, dan Kemacetan hingga Stasiun Tugu