SuaraJogja.id - Masih dalam kondisi pandemi, sejumlah tradisi di Kampoeng Ramadhan disesuaikan agar warga masyarakat merasa aman dan nyaman.
Kendati situasi masih di tengah pandemi, pasar sore Kampoeng Ramadhan Jogokariyan (KRJ) Ramadan 2021 tetap dilaksanakan. Tapi tentu saja, protokol kesehatan diterapkan secara ketat demi mengurangi penularan virus Covid-19.
Lalu apa perbedaan tradisi Kampoeng Ramadhan Jogokariyan dulu dan sekarang? Simak pantauan Suarajogja.id, Sabtu (17/04/2021) berikut ini:
Pelaksanaan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan dulu
Sebelum pandemi, tentu saja Kampoeng Ramadhan Jogokariyan jauh lebih ramai pengunjung dan juga lapak pedagang.
Jarak antara pedagang satu dengan orang berjualan lainnya juga tidak terbatas. Tidak sedikit pula pengunjung yang sudah bersiap-siap untuk berbuka puasa di area Masjid Jogokariyan maupun emperan jalan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan.
Ya, biasanya menjelang waktu berbuka, orang-orang telah mengantre mengambil takjil piring terbang yang disusun bertingkat pada sebuah wadah rangka besi nan unik.
Suasana guyub terasa, kala pedagang lain membawakan piring terbang kepada penjual lainnya yang tengah sibuk melayani pembeli.
Begitu adzan berkumandang, pedagang dan juga para pengunjung Kampoeng Ramadhan Jogokariyan biasanya akan bergotong-royong menggelar tikar di tengah jalan tak jauh dari area masjid.
Baca Juga: Anggota DPR: Jangan Karena Bulan Puasa Malah Abai Protokol Kesehatan
Tak pandang bulu, dalam satu tikar terkadang para pengunjung saling berbagi jajanan yang sudah mereka beli sejak sore hari di Kampoeng Ramadhan Jogokariyan.
Bagi yang tidak kebagian tikar, biasanya pengunjung tetap merasa enjoy menikmati jajanan atau makanan di pinggir jalan. Ya, karena hal ini menjadi salah satu momen seru ketika Kampoeng Ramadhan Jogokariyan berlangsung.
Kini, Kampoeng Ramadhan Jogokariyan di tahun 2021
Jelas, menurut pantauan Suarajogja.id banyak pemandangan berbeda antara Kampoeng Ramadhan Jogokariyan dulu dan sekarang.
Banyak hal yang kini disesuaikan dengan situasi pandemi di Kampoeng Ramadhan Jogokariyan (KRJ) Ramadan 2021, misalnya saja, pedagang saat ini diwajibkan untuk melakukan tes GeNose terlebih dahulu.
Kemudian, para pedagang tampak mengenakan semacam tanda pengenal di leher mereka masing-masing. Jarak lapak pedagang juga tak serapat tahun-tahun sebelumnya demi menghindari kerumunan yang berisiko.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Bisa Bikin Wisata Akhir Tahun Makin Cuan!
-
Punggung Ibu, Punggung Keluarga: Kisah Buruh Gendong Menggendong Asa di Jantung Pasar Beringharjo
-
Ada Ibu yang Tetap Bertahan di Balik Seragam dan Shift Panjang, Kerasnya Jadi Working Mom di Jogja
-
10 Tempat Wisata Anak di Jogja untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025
-
5 Rental Motor Murah Meriah di Jogja untuk Liburan Akhir Tahun 2025