SuaraJogja.id - Munculnya fenomena mualaf yang menghina agama lamanya belakangan ini mendapat sorotan dari berbagai pihak termasuk dari petinggi NU. Wakil Katib Syuriyyah Nahdlatul Ulama, DKI Jakarta, Taufik Damas menyebut perbuatan itu justru mencemari nama Islam.
Taufik mengatakan, mualaf yang secara terbuka menghina agama sebelumnya bisa dikatakan miskin spiritual. Bahkan, menurutnya, jiwanya gersang alias jauh dari nilai kebaikan.
“Orang-orang yang pindah agama kemudian ceramah menjelek-jelekkan agama lamanya adalah orang-orang yang miskin spiritual. Jiwa mereka gersang,” tulis Taufik di akun Twitternya seperti disitat dari Hops.id.
Bukan hanya itu, kata dia, seandainya mualaf itu menghina-hina agama terdahulu saat berceramah, lalu ada jamaah yang dengan setia mendengarkannya, maka mereka tak akan mendapat kebaikan. Sebab, secara tak langsung, mereka sepakat dengan apa yang disampaikan sang mualaf.
Baca Juga: Tak Hanya Hina Islam, Joseph Paul Zhang Salahkan NU Dalam Pembantaian PKI
“Tidak ada kebenaran sedikit pun. Begitu pula halnya dengan orang-orang yang mau mendengarkan ceramah mereka,” tegasnya.
Jika berkaca pada kasus sebelumnya, pernyataan Taufik mungkin bisa mengacu kepada satu sosok tertentu, yakni Ustaz Yahya Waloni. Sebab, penceramah kontroverisal tersebut merupakan mualaf yang kerap kali menghina dan mengolok-olok agama sebelumnya.
Bukan hanya merendahkan penganut agama terdahulu, dia juga kerap menghina ajaran serta isi kitab sucinya. Padahal, sebelum menjadi mualaf, dia merupakan penganut Kristen yang taat. Bahkan, dia mengaku pernah menjadi pendeta.
Berkaca pada kasus tersebut, Taufik menilai, mualaf yang hobinya menjelek-jelekkan agama terdahulu, maka pantas disebut mudharat dunia.
“Tidak ada kebenaran terhadap mereka. Tidak ada kebaikan pada mereka. Bahkan, mereka adalah mudharat dunia,” ucapnya.
Baca Juga: Serang NU, Penghina Nabi Muhammad Jozeph Paul Zhang Juga Pembela PKI
Menurut banyak warganet, apa yang disampaikan Taufik Damas merupakan sketsa keagamaan modern. Saat ini, menurut mereka, tak sedikit jamaah yang memandang mualaf sebagai ‘label suci’. Sehingga, saat berceramah, meski kontennya kurang baik, tetap saja ramai pendengar.
Berita Terkait
-
Dijuluki Yudas Iskairot Usai Mualaf, Ruben Onsu Tanggapi Santai: Banyak Pahala Ya di Sini
-
Ruben Onsu Ungkap Reaksi Anak-Anak Tahu Dirinya Mualaf, Sikap Betrand Peto di Luar Dugaan
-
Tujuh Hari Pertama Masuk Islam, Ruben Onsu Selalu Menangis Setiap Sujud
-
Haru, Betrand Peto Orang Pertama yang Ucapkan Selamat Idul Fitri ke Ruben Onsu
-
Jordi Onsu Terus Dikabarkan Mualaf, Warganet Beri Kesaksian: Masih ke Gereja di Senayan City
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik