SuaraJogja.id - Sebagai upaya untuk melestarikan ragam terjemahan kitab suci Al Quran di berbagai negara, Yayasan Suluh Melayu Nusantara melakukan misi ambisius mengumpulkannya.
Meski bukan perkara mudah untuk mendatangkan terjemahan Al Quran langsung dari negara-negara lain, hingga kini ada sekitar 20 kitab terjemahan Al Quran dari berbagai negara yang berhasil dikumpulkan. Diantaranya Al Quran dari Uzbeskistan, Turki, Kamboja, Jerman, Cina, Malaysia, Campa, Inggris, Hungaria dan bahkan berbahasa Jawa dan Banjar.
"Memang tidak mudah untuk mengumpulkan Al Quran dalam berbagai bahasa dari banyak negara. Namun sebagai upaya untuk syiar agama Islam terus kita cari," ujar Ketua Yayasan Suluh Melayu Nusantara, Noor Aslan di Pondok Pesantren Tahfidz Al Quran Suluh Melayu, Senin (19/04/2021).
Menurut Noor Aslan, pengumpulan terjemahan Al Quran berbagai negara tersebut sempat terhambat pandemi COVID-19. Pengiriman barang dari luar negeri yang dibatasi saat pandemi sempat membuat pencarian sempat terhenti.
Baca Juga: Sri Sultan Yakin DIY akan Diserbu Pendatang Meski Ada Larangan Mudik
Namun kini pencarian terjemahan Al Quran berbagai bahasa kembali dilakukan dari negara penerbit. Manggunakan sosial media (sosmed), Noor mencoba berburu Al Quran hingga ke India pada bulan Ramadhan ini.
"Yang sulit dari India, kami belum tahu dimana membelinya karena disana ada al Quran dalam bahasa-bahasa lokal. Karenanya kami mencoba meminta bantuan dari berbagai pihak untuk bisa mengumpulkan al Quran seperti teman-teman di kemenlu dan kemenag serta lainnya," ujarnya.
Bila sudah terkumpul banyak maka nantinya Suluh Melayu Nusantara akan membuat museum Al Quran dari seluruh dunia. Di museum ini nantinya masyarakat tidak hanya melihat koleksi Alquran dalam berbagai bahasa namun juga mempelajarinya lebih dalam untuk lebih mengenal Islam.
Diharapkan keberadaan Al Quran dalam berbagai bahasa tersebut membuat khasanah dan pengetahuan tentang Islam dan Al Quran juga semakin luas. Sehingga syiar Islam sebagai berbagai belahan dunia bisa dilakukan di masa mendatang.
"Sehingga Al Quran dibaca, dipelajari dan bisa diamalkan siapa saja," jelasnya.
Baca Juga: DIY Mulai Uji Coba KBM Tatap Muka, Ini yang Dilakukan jika Ada Temuan Kasus
Sementara pembina Yayasan Suluh Melayu Nusantara, Mahyudin Al Mudra mengungkapkan, yayasan tersebut juga mengembangkan pondok pesantren Tahfidz Al Quran bagi masyarakat yang ingin belajar Islam dan kitab terjemahan dalam berbagai negara.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Apa Hukum Hutang Pinjol dalam Islam? Galbay Bisa Diburu Debt Collector hingga Terancam Penjara!
-
Panduan Lengkap Jenis-Jenis Zakat dan Cara Menghitungnya
-
Gaya Rambut yang Dilarang dalam Islam
-
Kapan Celine Evangelista Resmi Mualaf? Ternyata Sudah Belajar Islam Sejak 2017
-
Paus Fransiskus di Mata Muslim Indonesia: Kisah Menyentuh dari Kunjungan yang Tak Terlupakan
Terpopuler
- Mayjen Purn Komaruddin Simanjuntak Tegaskan Sikap PPAD
- Media Asing: Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Bintang
- 9 HP Oppo yang Mirip iPhone, Performa Bersaing dan Harga Lebih Terjangkau
- 10 Mobil Bekas buat Keluarga: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Orang
- Rekomendasi Mobil Bekas untuk Karyawan Baru Harga Rp50 Jutaan, dengan Pajak di Bawah Rp1 Juta
Pilihan
-
Semifinal Liga Champions: Link Live Streaming Barcelona vs Inter Milan dan Jadwal Kick Off
-
ASEAN Club Championship: Dikalahkan CAHN FC, PSM Makassar Gagal ke Final
-
Hanif Sjahbandi: Pukulan Telak Buat Persija Jakarta
-
Anak Juara Liga Champions Junior, Pelatih Timnas Indonesia: Ayah Bangga!
-
Detik-detik Persib Bandung Juara BRI Liga 1, PSSI dan PT LIB Siaga Penuh!
Terkini
-
Hibah Tanah UNY Jadi Penyesalan? Pemkab Gunungkidul Geram Atlet Ditarik Biaya
-
Haji Mandiri Naik Sepeda ke Mekkah Marak, Beresiko Dicekal dan Gagal Dapat Fasilitas Memadai
-
Detik-Detik Penyelamatan di Bandara Adisutjipto: Simulasi Kecelakaan Pesawat Jadi Ujian Nyata
-
Viral, Jambret di Sleman Tewas Ditabrak Korban? Polisi Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Di Tengah Tensi Geopolitik, BRI Berhasil Cetak Laba Rp13,8 Triliun