Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 19 April 2021 | 20:30 WIB
Kumpulan Al Quran dari berbagai negara di Yayasan Suluh Melayu Nusantara, Senin (19/4/2021). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Sebagai upaya untuk melestarikan ragam terjemahan kitab suci Al Quran di berbagai negara, Yayasan Suluh Melayu Nusantara melakukan misi ambisius mengumpulkannya.

Meski bukan perkara mudah untuk mendatangkan terjemahan Al Quran langsung dari negara-negara lain, hingga kini ada sekitar 20 kitab terjemahan Al Quran dari berbagai negara yang berhasil dikumpulkan. Diantaranya Al Quran dari Uzbeskistan, Turki, Kamboja, Jerman, Cina, Malaysia, Campa, Inggris, Hungaria dan bahkan berbahasa Jawa dan Banjar.

"Memang tidak mudah untuk mengumpulkan Al Quran dalam berbagai bahasa dari banyak negara. Namun sebagai upaya untuk syiar agama Islam terus kita cari," ujar Ketua Yayasan Suluh Melayu Nusantara, Noor Aslan di Pondok Pesantren Tahfidz Al Quran Suluh Melayu, Senin (19/04/2021).

Menurut Noor Aslan, pengumpulan terjemahan Al Quran berbagai negara tersebut sempat terhambat pandemi COVID-19. Pengiriman barang dari luar negeri yang dibatasi saat pandemi sempat membuat pencarian sempat terhenti.

Baca Juga: Sri Sultan Yakin DIY akan Diserbu Pendatang Meski Ada Larangan Mudik

Namun kini pencarian terjemahan Al Quran berbagai bahasa kembali dilakukan dari negara penerbit. Manggunakan sosial media (sosmed), Noor mencoba berburu Al Quran hingga ke India pada bulan Ramadhan ini.

"Yang sulit dari India, kami belum tahu dimana membelinya karena disana ada al Quran dalam bahasa-bahasa lokal. Karenanya kami mencoba meminta bantuan dari berbagai pihak untuk bisa mengumpulkan al Quran seperti teman-teman di kemenlu dan kemenag serta lainnya," ujarnya.

Bila sudah terkumpul banyak maka nantinya Suluh Melayu Nusantara akan membuat museum Al Quran dari seluruh dunia. Di museum ini nantinya masyarakat tidak hanya melihat koleksi Alquran dalam berbagai bahasa namun juga mempelajarinya lebih dalam untuk lebih mengenal Islam.

Diharapkan keberadaan Al Quran dalam berbagai bahasa tersebut membuat khasanah dan pengetahuan tentang Islam dan Al Quran juga semakin luas. Sehingga syiar Islam sebagai berbagai belahan dunia bisa dilakukan di masa mendatang.

"Sehingga Al Quran dibaca, dipelajari dan bisa diamalkan siapa saja," jelasnya.

Baca Juga: DIY Mulai Uji Coba KBM Tatap Muka, Ini yang Dilakukan jika Ada Temuan Kasus

Sementara pembina Yayasan Suluh Melayu Nusantara, Mahyudin Al Mudra mengungkapkan, yayasan tersebut juga mengembangkan pondok pesantren Tahfidz Al Quran bagi masyarakat yang ingin belajar Islam dan kitab terjemahan dalam berbagai negara.

"Sekarang ini kami membangun ponpes untuk siapa saja yang ingin belajar Islam disini," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More