SuaraJogja.id - Takmir Masjid Jogokariyan Gitta Welly Ariadi memastikan tidak akan menambah lapak pedagang di pasar sore Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ). Keputusan itu guna memecah kerumunan yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
Kendati saat ini sudah ada beberapa lapak yang ditinggal oleh padagang sebelumnya, tetapi pihaknya tetap akan membiarkan lapak itu kosong dengan tidak diganti pedagang yang baru.
"Kita tidak menambah [lapak pedagang di pasar sore] lagi. Yang jelas kan ada beberapa yang sudah tidak jualan, itu kita tidak mengisi dengan yang baru. Tidak ada yang baru lagi atau istilahnya baru buka. Jadi yang lapaknya kosong kita tidak mengisi lagi," kata Welly saat dihubungi awak media, Selasa (20/4/2021).
Jumlah pedagang di pasar sore pun juga telah dibatasi sebelumnya. Jika biasanya bisa menampung 300 pedagang, saat ini hanya menampung sebanyak 172 pedagang saja.
Selain tidak adanya penambahan pedagang di lapak pasar sore, Welly menuturkan juga telah mengantisipasi kerumunan yang terjadi saat pembagian takjil. Pengaturan posisi sudah diberikan agar kerumunan itu bisa terpecah.
Pasalnya pembagian takjil di Masjid Jogokariyan sempat mendapat sorotan setelah menyebabkan antrean yang cukup padat.
"Iya, untuk itu [pembagian takjil] kami evaluasi. Ada beberapa titik yang sudah disediakan. Jadi pembagian takjil sudah tidak di depan masjid, ada titik lain yang tersebar," jelasnya.
Welly tidak memungkiri hingga saat ini masih tetap mencari solusi lain untuk mengatasi kerumunan yang ada. Koordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta hingga kepolisian juga telah dilakukan.
Upaya pengalihan jalan hingga penerapan ganjil genap di kawasan pasar sore terus dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
Baca Juga: Viral Video Penjual Es Kelapa Muda Bikin Salah Fokus
Menurutnya, saat ini yang cukup menjadi kendala adalah antusiasme pengunjung yang datang. Pasalnya untuk pedagang sudah dipastikan dapat dikondisikan.
"Ya kalau kami sebatas terus mengimbau ke pengunjung, kalau pedagang kan memang di bawah wewenang kami ya jadi memang bisa kondisikan. Kalau pengunjung tetap kita anjurkan untuk prokes," ungkapnya.
Penyediaan sarana prasarana pendukung protokol kesehatan seperti hand sanitizer telah dilakukan. Termasuk juga menyiapkan masker cadangan jika memang ada pengunjung yang tidak memakai masker saat berkunjung ke pasar sore.
"Kemudian selalu disampaikan lewat pengumuman itu untuk selalu menjaga jarak," imbuhnya.
Terkait dengan drive thru atau layanan tanpa turun di pasar sore, kata Welly, kurang efektif untuk diterapkan. Pasalnya mayoritas pengunjung berjalan kaki.
Menyiasati hal itu, pihaknya meminta para pedagang untuk tidak menyediakan meja atau kursi di sekitar lapak dagangannya. Tujuannya supaya pembeli yang datang tidak berhenti lama dan dikhawatirkan berkerumun di satu tempat itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Belum 1 Detik Calvin Verdonk Main, Lille Mendadak Berubah Jadi Klub Pembantai di Liga Prancis
- Astrid Kuya Bela Uya Kuya: Semua Isi Rumah Dimiliki Sejak Sebelum Jadi DPR
- Rumah Ludes Dijarah Massa, Harta Nafa Urbach Tembus Rp20 Miliar Tanpa Utang
Pilihan
-
Curahan Hati Menkeu Sri Mulyani, Lukisan Berharganya Raib Dijarah
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Lagi Jadi Rp 2.035.000 per Gram
-
Pemain Keturunan Seharga Rp1 Triliun Tiba-tiba Bahas Persib Bandung
-
Lucinta Luna Sampai Young Lex Turun ke Jalan! Siapa Saja Selebritis yang Ikut Demo di Agustus 2025?
-
Heboh 'Ojol Taruna' Temui Gibran, GoTo Bongkar Identitas Aslinya
Terkini
-
Pintar Tapi Gak Paham Rakyat? Stafsus Mendikbud Bongkar Bahaya Pendidikan yang Gagal
-
Misteri Kematian Mahasiswa Amikom: Keluarga Dipaksa Tolak Autopsi? Ini Kata Kapolda DIY
-
Rumah Rp160 Jutaan di Bantul? Pemkab Siapkan Dukungan untuk Program Prabowo
-
Kecelakaan di Jalan Kaliurang: Mobil Putar Balik, Pengendara Motor Jadi Korban
-
Bukan Mengamankan, Mendampingi: Lurah di Yogyakarta Berpakaian Lurik Hadiri Demo Sambil Bagi-Bagi Makanan